REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Peringatan Haul KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur kembali digelar untuk mengenang kepergian Presiden RI ke-4 tersebut . Haul Gus dur ke-13 yang digelar secara hybrid ini dipusatkan di kediaman Gusdur di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Sabtu (17/12/2022) malam.
Acara Haul dibuka dengan pembacaan sholawat dari Veve Zulfikar, dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Ustadz Miqdar Zulfikar Basyaiban Al-Idrisi Al-Hasani. Kemudian, dilanujutkan dengan sambutan pihak keluarga yang diwakili Alissa Wahid.
Putri sulung Gus Dur ini mengatakan, tema yang diusung kali ini adalah ‘Gus Dur dan Pembaharuan NU’. Hal ini karena terkait dengan peringatan Harlah 1 Abad Hijriyah NU yang jatuh pada 16 Rajab Tahun Hijriyah mendatang.
“Mengapa tema ini kami pilih, kami pertimbangkan karena saat ini kita sedang menyongsong abad kedua hijriah NU sebagai jamiyah,” ujar Alissa dalam sambutannya.
Ketua PBNU ini menjelaskan, Gus Dur adalah sosok yang sosok multidemensi. Baginya, Gus Dur adalah sosok yang humoris, pemikir, pembela hak-hak minoritas, pejuang demokrasi, negarawan, dan bahkan komentator sepakbola. Meskipun Gus Dur sudah berpulang, menurut Alissan, Gus Dur masih menjadi teladan.
“Tidak terasa sudah 13 tahun Gus Dur berpulang, tetapi rasanya nama beliau, pemikiran beliau, perjuangan beliau, jejak laku beliau masih jadi bahan inspirasi, bahan keteladanan bagi kita semua,” kata Ketua Panitia Acara Haul ini.
Acara Haul ini dihadiri sejumlah tokoh nasional, tokoh agama dan tokoh lintas agama, serta sejumlah tamu undangan lain. Di antaranya, KH Ahmad Mustofa Bisri, KH Husein Muhammad, Imam besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan penyair Zawawi Imron.
Selain itu, hadir juga sejumlah pengurus inti PBNU, yaitu Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekjen PBNU KH Saifullah Yusuf. Dalam acara ini, Kiai Said Asrori kemudian memimpin pembacaan tahlil untuk almarhum Gus dur.
Pembacaan tahlil ini diikuti via oline di enam titik pondok pesantren yang menjadi lokasi Muktamar atau Munas Alim Ulama & Konbes NU semasa Gus Dur memimpin PBNU, yaitu Ponpes Sukorejo Situbondo, Ponpes Krapyak Jogjakarta, Ponpes Lirboyo Kediri, Ponpes Darussalamah Lampung Timur, Ponpes Bagu NTB, dan Ponpes Cipasung Tasikmalaya.