REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Arief Mahmudi
Nasihat secara bahasa berasal dari kata an-nushu yang berarti al-khulush (murni). Secara istilah, nasihat ialah suatu ungkapan untuk menyatakan keinginan berbuat baik kepada orang yang dinasihati. Demikian tulis Imam Ibnul Atsir. Allah SWT mensyariatkan kaum Muslimin untuk saling menasihati, sebagaimana tertulis dalam firman-Nya: ''... dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.'' (QS Al-Ashr [103]: 3). Ayat-ayat lain tentang nasihat juga terdapat dalam Alquran, misalnya, dalam QS Al-A'raf [7] ayat 62 dan 69.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tamim bin Aus ad-Daryra, Rasulullah SAW bersabda: ''Agama adalah nasihat.'' Kami (para sahabat) bertanya, ''Untuk siapa?'' Beliau menjawab, ''Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslimin, dan manusia pada umumnya.'' (HR Muslim).
Hadis ini sesungguhnya memiliki peran yang sangat besar, karena di dalamnya terkandung bahwa tiang agama Islam dan penopangnya adalah nasihat. Dengan adanya nasihat maka agama Islam akan senantiasa termanifestasi dalam jiwa kaum Muslimin, namun apabila nasihat itu tidak ada, maka kekurangan akan menimpa kaum Muslimin dalam setiap aspek kehidupannya.
Bila kita perhatikan pula, dalam hadis di atas terdapat lima peruntukan nasihat, yaitu nasihat untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslimin, dan manusia pada umumnya. Pertama, nasihat untuk Allah. Maksudnya adalah beriman kepada-Nya, mengesakan-Nya, menjadikan niat ikhlas semata karena-Nya di dalam mengamalkan perbuatan baik, dan beribadah kepada-Nya dengan penuh ketaatan dan pengagungan.
Kedua, nasihat untuk kitab-Nya. Maksudnya adalah beriman kepada semua kitab-kitab samawi (langit) yang diturunkan dari sisi Allah SWT secara global. Ketiga, nasihat untuk Rasul-Nya (Muhammad). Maksudnya adalah membenarkan kenabiannya, menaati perintahnya, menjauhi segala larangannya, menghidupkan sunahnya, memahami, mempraktikkan dan menyiarkannya, serta berakhlak sesuai dengan akhlak beliau yang mulia.
Keempat, nasihat untuk pemimpin kaum Muslimin. Maksudnya adalah membantu mereka atas kewajiban yang mereka emban, memberikan masukan, dan mengingatkan tatkala mereka lupa. Juga mencegah mereka dari perbuatan zalim dengan cara yang baik. Dan terakhir, nasihat untuk manusia pada umumnya. Maksudnya adalah dengan mengajak pada kebaikan, menutup aib mereka, dan tidak berbuat ghibah (menggunjing) kepada sesama manusia. Wallahu a'lam. n