REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat melakukan kerja sama terkait pendanaan perubahan iklim sebesar 50 juta dolar AS. Adapun rencana kerja sama ini akan dilakukan pada awal tahun depan.
Menindaklanjuti penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) tersebut, kerja sama ini bertujuan untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran iklim dari FOLU Net Sink 2030 Indonesia.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan KLHK, USAID akan berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia seluruh tingkatan, termasuk tingkat daerah, nasional, dan internasional.
“Kita dapat menunjukkan bahwa kemitraan kita bukan hanya janji, tetapi direalisasikan ke dalam aksi-aksi iklim,” ujarnya dalam keterangan tulis, Sabtu (17/12/2022).
Sehubungan dengan acuan persyaratan hukum dan keuangan, KLHK dan USAID akan merinci usulan kegiatan terkait dalam kerangka baru yang akan ditandatangani tahun depan.
“Kami mendukung kepemimpinan KLHK dalam penggunaan lahan berkelanjutan dan melindungi hutan berharga di seluruh Indonesia” tambah Direktur USAID Jeff Cohen.
Menurut Jeff perjanjian kerangka kerja sama ini akan mempererat kemitraan dengan Pemerintah Indonesia untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dan menjamin masa depan yang sejahtera, tangguh, dan hijau. Adapun kemitraan perubahan iklim yang baru ini akan mencakup dukungan untuk melestarikan orangutan dan juga spesies karismatik lainnya seperti gajah, harimau, dan badak di Sumatera dan Kalimantan.
Mendukung upaya konservasi yang sedang berlangsung, Kemitraan ini akan memperkuat kerja sama dengan KLHK melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), dan memperkuat kolaborasi antara pemangku kepentingan terkait agar dapat terus meningkatkan pengelolaan sumber daya alam Indonesia yang luar biasa ini, secara adil dan berkelanjutan.