Rabu 21 Dec 2022 07:15 WIB

Dari Kupang Menjadi Driver Ojol di Malang, Syaiful Ingin Menembus Senayan

Syaiful mengambil jurusan sosiologi dan politik di UMM untuk mengasah dirinya.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ilham Tirta
Mahasiswa Jurusan Sosiologi Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Syaiful Muhammad Usman berprofesi sebagai tukang ojek online.
Foto: Humas UMM
Mahasiswa Jurusan Sosiologi Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Syaiful Muhammad Usman berprofesi sebagai tukang ojek online.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Syaiful Muhammad Usman merupakan salah satu mahasiswa Jurusan Sosiologi Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Untuk membayar biaya kuliah, pria asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu menjadi driver ojek online (ojol).

Syaiful memiliki mimpi setinggi langit. Pria asli Pulau Timor ini ingin menjadi seorang negarawan di masa mendatang.

Baca Juga

Syaiful mengaku kuliah tidak semata-semata untuk memperoleh gelar. Namun juga untuk menambah ilmu sebanyak mungkin dan tentunya relasi. "Saya ingin belajar tentang sosiologi dan politik, karena ingin menjadi negarawan,“ katanya kepada Republika.co.id, Rabu (21/12/2022).

Berbekal manajemen waktu yang baik, Syaiful menyelaraskan langkahnya untuk tetap bekerja dengan profesional tanpa menyisihkan kewajiban belajarnya. Meskipun dilakukan secara daring, setiap perkuliahan dia ikuti dengan sungguh-sungguh.

Syaiful biasanya mengojek mulai pagi sampai malam. Jika sedang ada jadwal kuliah, maka aplikasi ojeknya dimatikan. Selesai kuliah, dia langsung melanjutkan aktivitasnya menerima pesanan ojek online.

Dia tak menampik ada yang memandang sebelah mata dengan profesinya. Namun Syaiful tak lantas minder dengan pekerjaannya. Menjadi tukang ojek mampu memberikan banyak kemudahan dalam hidupnya. Sehari, ia bisa mendapat ratusan ribu rupiah.

Meskipun terlihat sedikit, ia yakin jika disimpan dengan baik, maka akan menjadi banyak sehingga mampu membayar kuliah. Kuncinya, kata dia, tidak merasa gengsi, yang penting menghasilkan dan berkah.

Tekad besar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi juga Syaiful usahakan melalui jalur beasiswa. Dia mendapatkan potongan biaya dari pihak kampus karena aktif di Pemuda Muhammadiyah Kupang. Selain itu, juga ada bantuan dari BAZNAS, dompet Dhuafa, dan LAZISMU.

Kesempatan emas ini tak ingin Syaiful sia-siakan. Meski terpisah jarak yang cukup jauh dengan keluarga, semangat dan keinginannya besar. Ia optimis, ikhtiarnya dapat menjadi tangga yang mengantarkan dirinya untuk mewujudkan mimpi. Kemudian membantu orang dalam jumlah yang lebih banyak melalui berbagai kebijakan yang dibuat.

Ia memang ingin menjadi salah satu anggota dewan. Menurutnya, ranah politik menjadi tempat yang strategis untuk membantu. Bukan hanya satu dua saja, tetapi banyak orang.

Meskipun memiliki pengalaman di lembaga zakat, dia merasa masih kurang maksimal. "Maka belajar di UMM menjadi salah satu upaya meningkatkan kapasitas," katanya.

Memilih UMM sebagai tempat melanjutkan studi dinilai sebagai pilihan yang paling tepat. Menurutnya, menjadi mahasiswa UMM memiliki kebanggan sendiri karena bernuansa religius dan berskala internasional.

Selain banyak kesempatan beasiswa, pendidikan Pascasarjana di UMM cukup terjangkau karena dapat dibayar dengan berangsur. Ini menjadi salah satu yang meringankan langkahnya. Para dosen yang sangat pengertian juga menjadi salah satu hal yang membuat dirinya merasa nyaman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement