REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Helatan Piala Dunia 2022 membuat Pengusaha Nasional, Garibaldi Thohir, punya catatan tersendiri. Menurut dia, even akbar tersebut berjalan luar biasa dan Indonesia bisa belajar banyak dari Qatar.
Presiden Direktur Adaro Energi itu memandang Qatar telah sukses besar menggelar Piala Dunia 2022 meski banyak tekanan. "Tapi negara ini bisa menghadirka even itu sebagai sportaintment," tutur pengusaha yang juga akrab disapa Boy Thohir di Doha, Qatar, awal pekan ini.
Sebelum acara berlangsung, memang bersliweran isu miring soal Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Isu yang cukup menonjol dijadikan kritikan terhadap negara kaya gas tersebut adalah soal minuman keras dan kampanye LGBT. Qatar dianggap oleh dunia Barat tidak akomodatif terhadap kedua hal tersebut.
Namun menurut Boy, Qatar telah berhasil menjawab tekanan itu dengan kemampuan menggelar seluruh rangkaian Piala Dunia 2022 secara rapi. "Kita lihat di pertandingan final kemarin, semua penonton tertib. Tidak ada kerusuhan," tutur dia. Meski, tambah Boy, di beberapa hotel bintang lima tersedia minuman keras bagi warga asing.
Atas dasar itu, dia menekankan bahwa Indonesia bisa belajar dari Qatar dalam menyelenggarakan even olahraga tingkat dunia. Kebetulan, tambah Boy, tahun 2023 Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Meski tentunya dana yang disiapkan tidak sebesar anggaran Piala Dunia 2022 di Qatar, tapi kita bisa contoh," ujar dia. Satu poin yang ditekankan Boy adalah soal kemampuan Qatar untuk mempertahankan nilai-nilai budaya dalam perhelatan akbar tersebut.
Menurut Boy, Qatar adalah negara Islam yang terbuka namun konservatif. Untuk mempertahankan nilai-nilai budayanya, tutur dia, Qatar tidak mau ditekan oleh negara-negara lain. Hal ini dinilainya penting untuk bisa dipelajari oleh Indonesia.