Jumat 23 Dec 2022 10:27 WIB

TikTok Akui Mata-matai Jurnalis

Pengakuan Tiktok semakin meyakinkan AS untuk melarang platform tersebut.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Friska Yolandha
FILE - Logo TikTok terlihat di ponsel pada 14 Oktober 2022 di Boston. Sekretaris Negara Louisiana Kyle Ardoin mengumumkan Senin, 19 Desember, bahwa dia melarang aplikasi media sosial populer dari perangkat yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri. Ardoin bergabung dengan yang lain, termasuk gubernur Republik, yang telah mengeluarkan larangan serupa dengan alasan kepemilikan platform oleh China dan meningkatnya kekhawatiran keamanan nasional.
Foto: AP/Michael Dwyer, File
FILE - Logo TikTok terlihat di ponsel pada 14 Oktober 2022 di Boston. Sekretaris Negara Louisiana Kyle Ardoin mengumumkan Senin, 19 Desember, bahwa dia melarang aplikasi media sosial populer dari perangkat yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri. Ardoin bergabung dengan yang lain, termasuk gubernur Republik, yang telah mengeluarkan larangan serupa dengan alasan kepemilikan platform oleh China dan meningkatnya kekhawatiran keamanan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan induk TikTok, ByteDance, mengonfirmasi klaim yang menyatakan bahwa mereka diam-diam mengakses beberapa data jurnalis. Perusahaan mengatakan telah memecat karyawan yang diduga bertanggung jawab atas pelanggaran privasi tersebut.

Menurut laporan The New York Times, temuan yang merupakan hasil penyelidikan internal di ByteDance, dibagikan kepada karyawan perusahaan melalui email. Ini berawal dari BuzzFeed News yang melaporkan temuan dari lusinan rekaman audio internal yang bocor. Mereka mengungkapkan karyawan ByteDance yang berlokasi di China sudah berulang kali mengakses data nonpublik, tepatnya pengguna TikTok yang berlokasi di AS.

Baca Juga

Penemuan itu merupakan kabar buruk bagi TikTok, platform media sosial yang sudah lama menghadapi pengawasan pemerintah selama bertahun-tahun di AS atas dugaan risiko keamanan nasional. Kabar ini akan semakin membuat sejumlah politisi untuk bertindak, khususnya karena beberapa pemerintah negara bagian telah mengambil langkah larangan TikTok di perangkat pemerintah.

DIkutip Slash Gear, Jumat (23/12/2022), menurut Forbes, ByteDance memulai penyelidikan internal menyusul berita tentang bocoran audio internal, termasuk rekaman pertemuan di TikTok. Forbes mengatakan telah meninjau dokumen internal dari perusahaan induk.

Beberapa karyawan dipecat akibat akses data tersebut, termasuk satu di China dan satu di AS serta Kepala Auditor Internal TikTok Chris Lepitak. 

Namun, jaminan apa pun dari perusahaan sehubungan dengan praktik privasinya kemungkinannya lebih kecil untuk menenangkan regulator. Mengingat perkembangan larangan TikTok terus meningkat di sejumlah negara bagian.

Pejabat federal di AS juga telah menyatakan keprihatinannya bahwa TikTok dapat dimanfaatkan untuk memanipulasi pengguna dengan sengaja mengubah jenis konten yang mereka lihat. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement