REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Seruan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina dianggap Amerika Serikat tidak tulus. Rusia, menurut AS, sama sekali tidak menunjukkan minat untuk melakukan perundingan damai.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Putin sama sekali tidak menunjukkan indikasi bahwa dia bersedia berunding untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 10 bulan. "Justru sebaliknya," kata Kirby dikutip Aljazirah, Jumat (23/12/2022).
"Semua yang dia (Putin) lakukan di darat dan di udara menunjukkan seorang pria yang ingin terus melakukan kekerasan terhadap rakyat Ukraina dan meningkatkan perang," imbuhnya.
Kirby mengatakan, Presiden AS Joe Biden terbuka untuk berunding dengan Putin, namun hanya jika Putin sendiri menunjukkan keseriusan tentang perundingan.
Seperti Kirby, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan hal serupa. "Pada dasarnya saat ini, Rusia tidak menunjukkan minat pada diplomasi yang berarti, keterlibatan yang berarti, untuk mengakhiri perang ini," kata Blinken.
Konflik tersebut, Blinken menegaskan kembali, dapat diakhiri jika Rusia menarik pasukannya begitu saja. "Dengan tidak adanya itu, kita harus melihat beberapa bukti berarti bahwa Rusia siap untuk benar-benar merundingkan perdamaian yang adil dan tahan lama," kata Blinken.
"Tahan lama – dalam arti bahwa kami ingin memastikannya bertahan dan bahwa kami tidak hanya menempatkan Ukraina pada posisi di mana Rusia akan mengulangi apa yang dilakukannya sebulan, enam bulan, setahun kemudian," ujarnya menambahkan.
Putin mengatakan, Rusia ingin mengakhiri perang di Ukraina dan melibatkan solusi diplomatik. "Tujuan kami bukan untuk memutar roda konflik militer, namun sebaliknya, untuk mengakhiri perang ini. Kami akan berusaha untuk mengakhiri ini, dan tentu saja lebih cepat lebih baik," ujar Putin.
Komentar Putin muncul setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunjungi Gedung Putih dan kemudian berpidato di depan Kongres AS. Zelenskyy menyatakan dukungan untuk Ukraina adalah investasi dalam keamanan dan demokrasi untuk seluruh dunia.
AS juga mengumumkan tambahan 1,85 miliar dolar AS bantuan militer untuk Kiev bertepatan dengan perjalanan pertama Zelenskyy yang diketahui ke luar Ukraina sejak Rusia menginvasi pada Februari. Ribuan warga sipil Ukraina telah tewas dan penduduk Ukraina mengalami kondisi musim dingin yang menyiksa.
Banyak penduduk bertahan hidup tanpa air, listrik atau panas di tengah pengeboman tanpa henti Kremlin. Rusia telah menghantam “infrastruktur kritis”, termasuk pembangkit listrik dan pusat pasokan energi di daerah sekitar dan tempat lain di negara Ukraina.