Sabtu 24 Dec 2022 11:57 WIB

Kita Hanya Bisa Berusaha dan Allah SWT Mahapenentu Segala, Apa Maksudnya?

Tugas manusia hanyalah berdoa semaksimal mungkin dan berdoa kepada Allah SWT

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi berdoa. Tugas manusia hanyalah berdoa semaksimal mungkin dan berdoa kepada Allah SWT
Foto: Republika/Wihdan
Ilustrasi berdoa. Tugas manusia hanyalah berdoa semaksimal mungkin dan berdoa kepada Allah SWT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam menjelaskan bahwa takdir tidak bisa diubah hanya dengan semangat berusaha yang menggebu-gebu. 

Artinya, manusia hanya bisa berusaha secara maksimal, berdoa dan menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT.

Baca Juga

سَوَابِقُ الْهِمَمِ لاَ تَخْرِقُ اَسْوَارَ الْأَقْدَارِ   

"Semangat yang menggebu-gebu tidak akan mampu menembus dinding-dinding takdir." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, Al-Hikam

Penyusun syarah dan penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017 menjelaskan maksud Syekh Athaillah mengenai usaha yang menggebu-gebu tidak akan mampu menembus dinding-dinding takdir.

Semangat yang menggebu-gebu dalam bekerja dan berusaha, sehingga melampaui batas kewajaran, tetap tidak akan mampu mengubah takdir yang telah ditentukan Allah SWT. 

Tugas kita sebagai manusia hanyalah berusaha semampunya, sedangkan masalah hasil adalah ketentuan-Nya. 

Semua ketetapan-Nya adalah yang terbaik bagi hamba-Nya. Terkadang, kita merasa sesuatu itu baik bagi kita, padahal menurut-Nya tidak demikian. 

Terkadang kita merasa sesuatu itu buruk, padahal menurut-Nya adalah baik. Oleh karena itu, kita berdoa memohon yang terbaik bagi kita di dunia dan akhirat kelak.

كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Kutiba 'alaikumul-qitālu wa huwa kur-hul lakum, wa 'asā an takrahụ syai`aw wa huwa khairul lakum, wa 'asā an tuḥibbụ syai`aw wa huwa syarrul lakum, wallāhu ya'lamu wa antum lā ta'lamụn

Artinya: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al-Baqarah ayat 216).

Semua ini bukan berarti kita hanya berpangku tangan dan tidak mau berusaha sama sekali. Tetapi, intinya, ketika kita sudah mengerahkan semua kemampuan dan berusaha keras maka hendaknya kita bertawakal.

Allah SWT lebih tahu terhadap yang lebih baik bagi hamba-Nya. Kita tidak layak memberontak dan memantah sesuatu yang diinginkan-Nya.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement