Senin 02 Jan 2023 11:49 WIB

Menkeu: 30 Triliun Dolar AS Kapitalisasi Saham Global Lenyap

BEI dapat mempertahankan kinerja positif di tengah gejolak global.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Keuangan Sri Mulyani berbicara dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/12/2022).
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Menteri Keuangan Sri Mulyani berbicara dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketidakpastian ekonomi global menyebabkan tekanan terhadap pasar saham. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, lebih dari 30 triliun dolar AS kapitalisasi telah hilang dari pasar saham pada tahun lalu.

"Sehingga, investor global bukan create value tapi justru losing value," kata Sri saat Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2023, Senin (2/1/2023).

BEI menjadi salah satu bursa di dunia yang dapat mempertahankan kinerja positif di tengah gejolak perekonomian global. Menurut Sri, pencapaian bursa domestik sepanjang 2022 bisa menjadi bekal yang bagus untuk memasuki tahun baru. 

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang merupakan bagian dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan mendukung peningkatan integritas dan akuntabilitas di industri pasar modal. Penguatan pasar modal juga akan ditopang oleh pelaksanaan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).

"KSSK akan menjalankan secara konsisten membangun fondasi sektor keuangan yang kuat, stabil dan dapat dipercaya. Ini untuk menggapai potensi capital market yang sangat besar di Indonesia," ujar Sri.

Sri menilai, 2023 akan menjadi tahun yang penuh tantangan. Meski demikian, Kemenkeu bersama OJK, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan akan bersinergi mengendalikan inflasi, mencegah resesi, dan meningkatkan pemulihan ekonomi pascapandemi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement