REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rukun iman yang keenam adalah iman kepada qodho dan qodar. Qodho adalah ketentuan Allah SWT atas segala sesuatunya yang di dalamnya terdapat kehendak Allah SWT. Qodar perwujudan atas kehendak dan ketentuan Allah SWT atas segala sesuatunya.
Bukti seorang hamba beriman kepada Allah SWT adalah beriman kepada qodho dan qodar. Sebagaimana disampaikan dalam sabda Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW bersabda, “Segala sesuatu pasti sesuai dengan qodho dan qodar, bahkan kelemahan dan kecerdasan sekalipun." Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidaklah seseorang beriman kepada Allah hingga ia beriman dengan qodar, baik atau buruknya." (HR Tirmidzi)
Terjemahan Kitab Syarah Kasyifah as-Saja Fi Syarhi Safinah an-Naja karya Syekh Allamah Muhammab bin Umar an-Nawawi al-Banteni menjelaskan pengertian iman kepada qodho dan qodar.
Fasyani berkata, pengertian beriman dengan qodar adalah kamu meyakini bahwa sesungguhnya Allah telah mentakdirkan kebaikan dan keburukan sebelum menciptakan makhluk, dan meyakini bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang terwujud adalah sesuai dengan qodho dan qodar Allah. Dialah yang Maha Menghendaki semuanya.
Sayyid Abdullah al-Murghini berkata, "Beriman dengan qodar adalah membenarkan bahwa segala sesuatu yang telah wujud dan yang akan wujud adalah sesuai dengan takdir Allah yang berkata kepada segala sesuatu, 'Jadilah!' Maka sesuatu itu jadi, baik atau buruk, bermanfaat atau berbahaya, manis atau pahit."
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? (QS An-Nisa: 78)
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS An-Nisa: 79)
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS Asy-Syura: 30).