REPUBLIKA.CO.ID, ALABAMA—Buntut dari pelarangan Tiktok pada peranti milik pemerintah Amerika Serikat (AS), saat ini makin banyak saja universitas di Amerika Serikat (AS) yang memblokir akses aplikasi TikTok pada perangkat milik sekolah atau jaringan WiFi. Inilah bentuk tindakan keras yang makin meluas terhadap aplikasi video bentuk pendek yang populer. Universitas Oklahoma dan Universitas Auburn di Alabama mengatakan mereka akan membatasi akses mahasiswa dan fakultas ke TikTok.
Selain dua universitas tersebut, 26 universitas dan perguruan tinggi di Sistem Universitas Georgia juga dilaporkan mengambil langkah serupa. “Sesuai dengan Perintah Eksekutif Gubernur 2022-2033, segera berlaku, tidak ada pegawai universitas atau mahasiswa yang boleh mengakses aplikasi atau situs web TikTok pada perangkat yang dimiliki atau dioperasikan universitas, termasuk jaringan kabel dan nirkabel OU,” kata Universitas Oklahoma dalam sebuah pernyataan lewat email pekan ini, dilansir dari CNN, Senin (2/1/2023).
Menurut email tersebut, sekolah juga akan meminta akun TikTok yang dikelola universitas dihapus dan “platform media sosial alternatif digunakan sebagai gantinya.”
Selanjutnya, Universitas Auburn di Alabama mulai membatasi akses ke TikTok pada perangkat milik sekolah atau jaringan Wi-Fi pekan lalu, sesuai dengan perintah eksekutif Gubernur Alabama Kay Ivey baru-baru ini untuk jaringan dan perangkat milik negara memblokir akses ke dan dari aplikasi media sosial TikTok.
Tetapi juru bicara Universitas Auburn mengatakan larangan itu hanya berlaku untuk perangkat yang ada di kampus. Pengguna TikTok masih dapat mengakses aplikasi di perangkat pribadi melalui data seluler mereka sendiri.
Lebih dari selusin negara bagian, termasuk Maryland, Dakota Selatan, dan Texas, telah mengumumkan larangan TikTok untuk pegawai negara bagian pada perangkat yang dikeluarkan pemerintah dalam beberapa pekan terakhir. Larangan itu muncul karena semakin banyak anggota parlemen terus menyelidiki TikTok atas kemungkinan masalah keamanan nasional karena hubungannya dengan China melalui perusahaan induknya, ByteDance.