REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Memasuki tahun 2023 Bank Indonesia (BI) bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus meningkatkan sinergi dan berkolaborasi dalam menjaga stabilitas harga di Sulawesi Selatan, baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
"Penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) antar Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan (Sulsel) maupun antar-provinsi di luar Sulsel serta pemantauan pasokan dan harga secara berkala akan terus dilakukan oleh TPID di wiilayah Sulsel," kata Kepala Perwakilan BI Sulsel, Causa Iman Karana di Makassar, Senin (2/1/2023).
Dia mengatakan langkah ini dilakukan untuk memastikan terjaganya daya beli masyarakat dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah Sulawesi Selatan.
Mengenai inflasi pada Desember 2022 di Sulawesi Selatan, ia menyebutkan tercatat 0,72 persen secara bulanan (mtm) atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,25 persen (mtm).
Peningkatan secara bulanan tersebut, lanjut dia, utamanya disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas ekonomi dan permintaan masyarakat pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan jelang akhir tahun serta adanya gangguan pasokan komoditas.
Dengan perkembangan tersebut, kata dia, keseluruhan tahun 2022 angka inflasi Sulawesi Selatan tercatat sebesar 5,77 persen secara tahunan (yoy).
Secara keseluruhan tahun, lanjutnya, angka inflasi di Sulawesi Selatan tahun 2022 berada di atas sasaran inflasi nasional yang sebesar 3,01 persen, serta lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi tahun 2021 yang sebesar 2,40 persen (yoy).