REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis neuroonkologi dr Viola Maharani SpN mengatakan sakit kepala yang semakin lama dan berat hingga disertai muntah tanpa mual bisa menjadi indikasi seseorang mengalami tumor otak.
"Jika ada keluhan tersebut sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter," ucap Viola dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Ia menjelaskan, tumor otak adalah adanya pertumbuhan jaringan yang tidak normal dan berlebihan di dalam otak. Biasanya gejalanya muncul bertahap bisa dalam beberapa pekan, bulan, bahkan sampai beberapa tahun tergantung jenis dan lokasi tumor di otak.
Dokter dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Jakarta ini menambahkan, indikasi lain adanya tumor otak bisa seperti gangguan fungsi saraf yang semakin berat. Seperti lemah separuh badan, gangguan penglihatan dan keseimbangan yang bersifat progresif atau cepat.
Dalam beberapa kasus, tumor otak dapat tampak mirip dengan stroke perdarahan jika di bagian tumornya mengalami perdarahan melalui pemeriksaan CT scan. "Pada beberapa kasus, tumor otak bisa mengalami perdarahan di dalam tumor, sehingga gejala klinisnya dan gambaran pada CT scan kepala dapat tampak mirip dengan stroke perdarahan," ucap Viola.
Ia mengatakan tumor otak terbagi dalam dua jenis yaitu tumor otak primer dan sekunder. Tumor otak primer adalah tumor yang tumbuh dari sel yang memang berasal dari dalam otak, bisa dari sel saraf, selaput otak, dan kelenjar di dalam otak. Berdasarkan dari asal selnya, jenis tumor otak ini ada berbagai macam mulai dari tumor jinak hingga ganas.
Sedangkan tumor otak sekunder atau yang biasa dikenal dengan tumor otak metastasis adalah tumor yang tumbuh di dalam otak, tapi asalnya dari organ lain. "Misalnya ketika seseorang terdiagnosis kanker paru, lalu sudah ada yang menyebar menjadi kanker di otak, maka tumor yang di otak disebut tumor otak sekunder atau metastasis," ucap Viola.
Viola mengatakan gejala yang dialami pasien tumor otak bergantung pada sel otak mana yang terkena tumor. Jika tumor otak mengenai daerah pusat memori, maka pasien bisa mengalami gangguan ingatan.