Rabu 04 Jan 2023 10:53 WIB

Tidak Hanya Diperlakukan Kasar, Malika Juga Dieksploitasi Secara Ekonomi 

Kekerasan dilakukan untuk menggunakan Malika dalam rangka kegiatan mencari ekonomi. 

Rep: Ali Mansur/ Red: Agus Yulianto
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Endra Zulpan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Endra Zulpan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korban penculikan anak, Malika Anastasya (6 tahun) kerap mendapatkan perlakuan kasar dari pelaku penculikan Iwan Sumarno alias Jacky alias Yudi alias Herman (42). Bahkan hanya tak itu, korban juga dieksploitasi secara ekonomi selama dalam penguasaan pelaku.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan menyebut pelaku mengajak atau menyuruh Malika mengumpulkan barang bekas atau memulung. Kemudian jika korban menolak menuruti ajakan untuk memulung, pelaku tak segan-segan melakukan tindak kekerasan, seperti menendang dan menyentil.

Baca Juga

"Kekerasan itu dilakukan karena untuk menggunakan Malika ini dalam rangka untuk kegiatan mencari ekonomi dengan memulung agar mau dia disentil dan ditendang," ujar Zulpan kepada awak media, Selasa (3/1).

Bukti adanya tindak kekerasan itu, kata Zulpan, berdasarkan hasil Visum et Repertum dari Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Menurutnya, di tubuh korban terdapat luka memar di pinggang diduga akibat tendangan dan luka di bibir diduga karena sentilan dari jari pelaku. 

"Ini hasil visum ini hasil ilmiah yang kita dapatkan dan jadi alat bukti nanti dalam penyidikan dan alat bukti dalam persidangan," jelas Zulpan.

Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin, menyampaikan korban penculikan bernama Malika ditemukan dalam keadaan linglung dan letih di kawasan Ciledug, Tangerang, pada Senin (2/1) malam. Saat ini korban Malika tengah menjalani pemulihan mental dan perawatan fisik di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

"Saat ditemukan korban dalam kondisi yang sangat letih, sempat bingung karena banyak orang. Namun, setelah diingatkan akan ibunya barulah korban tersadar dan minta untuk segera bisa pulang," ungkap Komarudin.

Menurut Komarudin, korban ditemukan bersama pelaku. Saat ini, pihak penyidik masih mendalami motif sebenarnya pelaku melakukan tindak pidana penculikan. Apalagi, dalam memberikan keterangannya, pelaku Iwan selalu berkelit. Namun, pelaku mengaku, nekad menculik Malika karena sayang dan ingin menjaganya. 

"Mengaku dia hanya ingin menjaga Malika, kemudian dia sayang dengan Malika, sehingga ingin mengajak ingin menemaninya dalam keseharian," kata Komarudin. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement