Longsor dan Banjir Luapan Sungai Terjadi di 23 Titik di Kabupaten Semarang

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi

Warga menggunakan perahu untuk melewati banjir rob di kawasan Pantai Marina, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (3/1/2023). Banjir rob di kawasan Pantai Marina sejak Kamis (29/12/2022) imbas jebolnya tanggul kinj mulai surut. Kini ketinggian air yang juga menggenangi perumahan elit Villa Marina berkisar 40 centimeter hingga 80 centimeter. Dan bagi warga yang akan .asuk ke dalam disarankan memakai perahu. Ada empat tanggul yang jebol sehingga menyebabkan air laut membanjiri kawasan Marina dan masih ditambah curah hujan tinggi saat tahun baru.
Warga menggunakan perahu untuk melewati banjir rob di kawasan Pantai Marina, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (3/1/2023). Banjir rob di kawasan Pantai Marina sejak Kamis (29/12/2022) imbas jebolnya tanggul kinj mulai surut. Kini ketinggian air yang juga menggenangi perumahan elit Villa Marina berkisar 40 centimeter hingga 80 centimeter. Dan bagi warga yang akan .asuk ke dalam disarankan memakai perahu. Ada empat tanggul yang jebol sehingga menyebabkan air laut membanjiri kawasan Marina dan masih ditambah curah hujan tinggi saat tahun baru. | Foto: Republika/Wihdan Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang mencatat sepanjang Rabu (4/1/2023) hingga Kamis (5/1/2023) telah terjadi bencana hidrometeoologi sedikitnya di 23 titik di wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Hal ini disebabkan tingginya curah hujan yang terjadi sepanjang Rabu sore hingga malam hari di sebagian besar wilayah Kabupaten Semarang. Ke-23 kejadian bencana ini meliputi banjir akibat luapan sungai dan tanah longsor.

Kendati tidak menimbulkan jatuhnya korban jiwa manusia, namun bencana hidrometeorologi yang terjadi kali ini mengakibatkan kerugian materiil akibat kerusakan sejumlah infrastruktur fasilitas umum maupun rumah-rumah warga.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang, Juwair Suntara yang dikonfirmasi mengatakan, bencana banjir akibat luapan air sungai terjadi di sejumlah titik, di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang.

Antara lain banjir luapan sungai Kaligarang di lingkungan Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Banjir luapan sungai di Perumahan Cemara, Kelurahan Susukan, Luapan air di Sidosari (Ungaran Timur), luapan sungai di akses masuk kantor Dinas Lingkungan Hidup (Ungaran Barat), Luapan air di Gedanganak (Ungaran Timur) dan luapan sungai Karangwetan (Sumowono).

Sementara bencana longsor dan talud ambrol antara lain terjadi di sejumlah titik, meliputi longsor di Dusun Pancuran, Dusun Pluwangan, Desa Pasekan, Kecamatan Ambarawa, longsor Dusun Kalilingsi (Sumowono), Desa Banyukuning (Bandungan), Desa Nyatnyono (Ungaran Barat), Dusun Getuk, Desa Gondoriyo (Bergas) serta Longsor di Dusun Gogik.

Banjir juga mengakibatkan Jembatan Bugisan Jebol. Saat ini, BPBD Kabupaten Semarang masih melakukan asesmen di lapangan, dan dimungkinkan titik bencana hidrometerologi masih akan bertambah dan terus didata," kata Juwair.

"Tetapi untuk yang 23 kejadian, sudah kami sampaikan kepada Bupati Semarang untuk diteruskan kepada Gubernur Jawa Tengah. Di satu sisi asesmen juga masih berlangsung untuk mendata kejadian di wilayah lain," ungkapnya.

Saat ini, kata Juwair, teman- teman Satgas BPBD dan semua kru (baik ASN maupun outsourcing) BPBD Kabupaten Semarang difokuskan untuk penanganan kebencanaan yang kemarin terjadi.

Seperti membantu membersihkan lumpur sisa luapan banjir, membersihkan material longsoran yang menutup jalan dan rumah warga. "Seperti di lingkungan Kaligawe, Kelurahan Susukan, alat berat kita bawa ke sana untuk membersihkan material longsoran," katanya.

Kemudian di linkungan Desa Pasekan, Kecamatan Ambarawa, para relawan BPBD juga melanjutkan Kegiatan membantu warga, TNI danPolri membersihkan material longsor yang menutup jalan desa dan merusakkan dua bangunan rumah.

Sampai saat ini semua masih bekerja di lapangan, dan diharapkan pada hari ini semua sudah selesai. Selain membersihkan material longsoran, petugas BPBD juga membantu membersihkan saluran air yang tersumbat oleh sampah dan batang- batang kayu yang terbawa air masuk ke gorong- gorong.

Dari beberapa kasus longsor, terjadi karena saluran air mampat dan terseumbat. Sehingga air meluap hingga halaman rumah dan akhirnya mengakibatkan talud ambrol. "Kepada masyarakat, BPBD Kabupaten Semarang terus mengaimbau agar selalu waspada, mengingat curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Semarang," kata Juwair.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


BPBD Sebut Banjir di 20 Desa di Grobogan Mulai Surut

Menteri PUPR Instruksikan Tambah Pompa Atasi Banjir Semarang

Membagi Beban Debit Air Kawasan Hilir Solusi Atasi Banjir Semarang

Pekerja Kawasan Industri Terboyo Gunakan Truk Besar Menuju Tempat Kerja 2

Pangdam Diponegoro Tinjau Wilayah Banjir di Kota Semarang

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark