Ahad 08 Jan 2023 12:55 WIB

Hari Ini Marapi di Sumatra Barat Sudah Erupsi 13 Kali, Statusnya Level lI Alias Waspada

Status Gunung Marapi Sumatra Barat berada di level II atau waspada

Rep: febrian Fachri / Red: Nashih Nashrullah
Erupsi Gunung Marapi, Sumatra Barat, Sabtu (7/1/2023) . Status Gunung Marapi Sumatra Barat berada di level II atau waspada
Foto: Dokumentasi KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos P
Erupsi Gunung Marapi, Sumatra Barat, Sabtu (7/1/2023) . Status Gunung Marapi Sumatra Barat berada di level II atau waspada

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI— Gunung Marapi sudah erupsi sebanyak 13 kali sejak pukul 00.00 WIB sampai 12.00 WIB hari ini, Ahad (8/1/2023). 

Petugas pos pemantau Gunung Marapi, Ahmad Rifandi, mengatakan tinggi kolom abu yang keluar dari Erupsi hari ini berkisar antara 150-200 meter. "Sudah 13 kali. Tinggi kolom abu kurang lebih 200 meter," kata Ahmad. 

Baca Juga

Baca juga: Al-Fatihah Giring Sang Ateis Stijn Ledegen Jadi Mualaf: Islam Agama Paling Murni

Total sejak kemarin, Gunung Marapi sudah erupsi sebanyak 28 kali. Hari pertama, Sabtu (7/1/2023) erupsi Gunung Marapi terjadi sebanyak 15 kali. 

Kepala Pos Pengamatan Gunung Marapi Teguh Purnomo, mengatakan erupsi yang terjadi sebanyak 15 kali di Gunung Marapi kemarin, Sabtu (7/1/2023) masih dapat dikatakan sebagai erupsi pembuka.

Pihaknya, menurut Teguh, akan terus memantau aktivitas gunung yang terletak di antara Kabupaten Tanah Datar dengan Kabupaten Agam ini apakah aktivitas gunung akan naik atau turun. 

"Ini masih dikatakan pembuka. Tapi belum pasti. Kita lihat dulu apakah akan meningkat atau justru menurun," kata Teguh, Ahad (8/1/2023).

Teguh menyebut Gunung Marapi punya siklus 2 sampai 4 tahunan erupsi. Terakhir, gunung ini erupsi pada 4 Juli 2017. "Ini masih dini. Kita akan pantau terus data dan perkembangannya," ujar Teguh.

Dia mengimbau masyarakat mengikuti rekomendasi  Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Di mana masyarakat, wisatawan dan pendaki supaya tidak mendekat ke radius 3 kilometer dari kawah Gunung Marapi. 

Letusan tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo 1-23.4 mm dengan durasi antara 45 hingga 109 detik. Selain letusan, juga terdeteksi 4 kali hembusan, satu kali gempa Tornillo dengan durasi 12 detik, 1 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 19.5 mm, dengan durasi 20.8 detik serta gempa Tektonik Jauh sebanyak 4 kali dengan durasi antara 45 hingga 200 detik. Selain itu juga terekam gempa tremor secara terus menerus. “Gunung Marapi saat ini berada di level II atau waspada," ujar Teguh.

Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat, Ardi Andono, mengatakan pihaknya memonitoring pergerakan satwa liar dilindungi menyusul adanya peningkatan aktivitas vulkanologi Gunung Marapi, Sabtu 7 Januari 2023.

Menurut Ardi, migrasi satwa biasanya terjadi bila ada peningkatan aktivitas vulkanologi pada gunung api aktif. 

“Prilaku satwa yang berada di kawasan hutan gunungapi apalagi sampai bermigrasi, itu biasanya memang sering terjadi. Tapi, pada kasus jika aktifitas vulkanologinya tinggi sekali.  Kalau kejadian di gunung marapi hari ini, analisis kita, belum terjadi migrasi,” kata Ardi, Ahad (8/1/2023).

Ardi menyebut satwa yang paling sensitif bila ada aktivitas gempa adalah kelelawar dan burung. Tapi hingga saat ini BKSDA belum melihat kedua satwa tersebut memperlihatkan pergerakan. "Semua masih normal," ucap Ardi.   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement