Rabu 11 Jan 2023 18:59 WIB

IBC Gandeng Citaglobal Berhad untuk Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik

Kerja sama dengan Citaglobal bagian dari pengembangan ekosistem kendaraan listrik

MIND ID bersama dengan afiliasinya, PT Industri Baterai Indonesia (IBC) mengupayakan percepatan pengembangan baterai dan kendaraan listrik, salah satunya diwujudkan melalui MoU bersama dengan Citaglobal Berhad (sebelumnya dikenal sebagai WZ Satu Bhd) yang merupakan Perusahaan asal Malaysia.
Foto: Dok MIND ID
MIND ID bersama dengan afiliasinya, PT Industri Baterai Indonesia (IBC) mengupayakan percepatan pengembangan baterai dan kendaraan listrik, salah satunya diwujudkan melalui MoU bersama dengan Citaglobal Berhad (sebelumnya dikenal sebagai WZ Satu Bhd) yang merupakan Perusahaan asal Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berupaya mewujudkan komitmen untuk menerapkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Diharapkan perwujudan NZE dapat lebih cepat dari waktu yang diperkirakan tersebut. 

Net Zero Emission merupakan sebuah kondisi jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi karbon yang mampu diserap oleh bumi. Untuk mencapai hal tersebut, perlu adanya sebuah transisi dari sistem energi yang sekarang tengah digunakan menjadi energi yang lebih bersih demi mencapai keseimbangan antara manusia dengan alam segala aktivitasnya.

Menghadirkan dan menggunakan energi yang rendah emisi merupakan salah satu komitmen pemerintah agar setiap lini industri bisa bahu-membahu dalam mewujudkan dan memberikan kontribusinya dalam mendukung pencapain Net Zero Emission.

MIND ID bersama dengan afiliasinya, PT Industri Baterai Indonesia (IBC) mengupayakan percepatannya, salah satunya diwujudkan melalui MoU bersama dengan Citaglobal Berhad (sebelumnya dikenal sebagai WZ Satu Bhd) yang merupakan Perusahaan asal Malaysia.

Adapun lingkup MoU yang dikerjasamakan yakni pengembangan pabrik pembuatan sel baterai dan Battery Energy Storage System (BESS). 

IBC adalah anak perusahaan BUMN, yang didirikan oleh empat BUMN Indonesia; ANTAM, MIND ID, PERTAMINA, dan PLN.

Perdana Menteri Malaysia, YAB Dato' Seri Anwar Ibrahim, mengatakan terdapat tiga poin utama kolaborasi yang tertuang di dalam MoU tersebut, pertama, pengembangan, desain, dan pembangunan fasilitas manufaktur turnkey terintegrasi sel baterai, modul, dan kemasan. Kedua, pengembangan solusi terintegrasi BESS. Ketiga, transfer teknologi dan pengetahuan terkait untuk pengembangan pabrik baterai dan BESS.

Komisaris Utama IBC yang juga Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan mengatakan kedua pihak, yang memiliki rencana strategis dan fokus untuk mempercepat tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai, serta sebagai bentuk percepatan transisi ke energi terbarukan yang rendah emisi. 

"IBC bisa menjalin kerjasama dengan Perusahaan Luar Negeri yang sudah memiliki reputasi baik, artinya produk baterai buatan dalam Negeri ini akan Go Internasional, sekaligus mampu menjawab apa yang ditugaskan Presiden RI, yaitu untuk mengembangkan produk Hilirisasi,” ujarnya dalam keterangan tulis, Rabu (11/1/2022).

Saat ini, pasar global khusus kendaraan listrik terus tumbuh hingga 21,7 persen pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan. Di samping itu, baterai merupakan salah satu komponen biaya utama kendaraan listrik, yang memiliki porsi mencapai sekitar 35 persen dari total biaya. Maka itu, baterai menjadi komponen kunci dalam industri kendaraan listrik, terutama bagian kapasitas penyimpanan.

Ketua Eksekutif & Presiden Citaglobal dan pemegang saham utama Tan Sri Dato' Sri Mohamad Norza Zakaria mengatakan pihaknya berupaya meningkatkan kapasitas penyimpanan baterai menjadi hal yang sangat penting pengembangan energi terbarukan, baik di Malaysia maupun di Indonesia. Komisi Energi Malaysia telah berkomitmen untuk mengadopsi teknologi penyimpanan baterai hingga 500 MW.

"Dengan lokasi strategis Malaysia potensi tenaga surya yang tinggi, pemerintah sangat proaktif dalam memilih area yang cocok adopsi tenaga surya, terutama sistem penyimpanan energi baterai," ucapnya.

"Kolaborasi lintas negara akan memungkinkan kedua belah pihak untuk memanfaatkan keahlian masing-masing dan mempercepat proses peningkatan sumber daya rendah karbon," tambahnya. 

MoU ini memiliki jangka waktu satu tahun dan berlaku sejak tanggal penandatanganan. Adapun kerja sama ini juga sebagai bentuk percepatan kesiapan IBC sebagai pemain kunci Industri Baterai kendaraan listrik, terutama dari sisi teknologi.

Sementara itu Presiden Direktur IBC, Toto Nugroho menambahkan Malaysia dan Citaglobal sebagai mitra dalam membangun kemampuan dan meningkatkan daya saing untuk menjadi pemain kunci dalam ekosistem baterai dan kendaraan listrik. 

"IBC, misi kami untuk mendukung pertumbuhan kendaraan listrik nasional sehingga kami dapat menjadi basis produksi di ASEAN. Kami berharap dapat bekerja sama dengan berbagai mitra global seperti Citaglobal dalam mencapai tujuan bersama," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement