Senin 16 Jan 2023 00:24 WIB

Tiga Dasar ‘Pembenaran’ Suami ‘Takut’ Istri

Suami harus dan wajib memenuhi hak istri sebaik mungkin.

Red: Erdy Nasrul
Suami di Jepang ungkapkan cinta pada istrinya.
Foto: skynews.com.au
Suami di Jepang ungkapkan cinta pada istrinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Meski suami adalah kepala rumah tangga, kenyataannya, kerap ‘takluk’ di hadapan istri. Apa yang menjadi keinginan istri biasanya akan segera dipenuhi sang suami. Suami yang demikian kerap disebut suami ‘takut’ istri.

Berikut ini adalah tiga ‘dalil’ yang kerap dijadikan pembenaran suami ‘takut’ istri.

Pertama adalah kisah Nabi Ayub Alaihissalam. Dia dikenal sebagai rasul ulul azmi atau utusan Allah yang luar biasa hebat kesabarannya. Dia diberi cobaan oleh Allah berupa penyakit yang mengakibatkan tubuhnya membusuk. Tapi sang istri tetap membersamainya.

Nah, suatu ketika, si istri itu diam-diam memotong rambut indah Nabi Ayub yang sedang tidur. Ketika bangun dari tidur, dia baru mengetahui sang istrilah yang memotong rambutnya. Tapi dia tidak memarahi sang istri, meski merasa dongkol di dalam hati.

Kedua, kisah Sayidina Umar bin Khattab. Suatu ketika ada seseorang hendak bersilaturahim menemui Umar. Ketika sampai di dekat rumah ‘sang ayah singa’ dia mendengar istri sang khalifah memarahi Umar begitu hebat. Kemudian orang tadi mengurungkan niatnya menemui sang amirul mukminin.

Baca juga : Hadits Nabi tentang Azab Allah buat Suami Penipu Istri

Umar mengetahui ada yang hendak menemuinya. Dia keluar rumah dan memanggil orang tadi. Lalu Umar menanyakan, ada perlu apa. Lalu orang tadi menceritakan, tadinya dia ingin curhat soal istrinya yang galak dan kerap mengeluarkan kata-kata kasar yang merendahkan dirinya. Tapi begitu mengetahui istri Umar juga demikian, dia enggan menceritakan hal tersebut.

Lalu Umar menceritakan, bahwa istrinyalah yang banyak berbuat untuk menjaga keberlangsungan rumah tangga, merawat anak, menyusui mereka, menyiapkan makanan, dan memberikan kebahagiaan kepadanya. Karena itu, menurut Umar, tidak apa-apa bila istri marah-marah kepada dirinya.

Ketiga adalah penjelasan Imam Nawawi dalam Kitab Uqudullujain. Dia mengimbau, hendaknya suami menundukkan dan menyenangkan hati istri dengan menuruti kehendaknya berupa kebaikan.

Dalam kitab tersebut, Imam Nawawi banyak memberikan ibrah dan penjelasan yang bermanfaat untuk mempertahankan rumah tangga. Di antara yang mendasar adalah, rumah tangga akan tetap kokoh bila dibangun dengan ketakwaan dan cinta kepada Allah SWT.

Baca juga : Aktor Ferry Irawan Diperiksa Polda Jatim Sebagai Tersangka KDRT

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِاٰيٰتِ رَبِّهٖ فَاَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُۗ اِنَّا جَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًاۗ وَاِنْ تَدْعُهُمْ اِلَى الْهُدٰى فَلَنْ يَّهْتَدُوْٓا اِذًا اَبَدًا
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sungguh, Kami telah menjadikan hati mereka tertutup, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka. Kendatipun engkau (Muhammad) menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk selama-lamanya.

(QS. Al-Kahf ayat 57)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement