Senin 16 Jan 2023 19:39 WIB

Bengkulu Berpotensi Ekspor CPO Langsung

Saat ini ekspor CPO Bengkulu masih Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Red: Fuji Pratiwi
Seorang petani bersiap untuk membawa sawit yang baru dipanen (ilustrasi). Kantor Karantina Pertanian Provinsi Bengkulu menyebutkan, Provinsi Bengkulu memiliki potensi ekspor komoditas sawit seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) secara langsung ke luar negeri.
Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
Seorang petani bersiap untuk membawa sawit yang baru dipanen (ilustrasi). Kantor Karantina Pertanian Provinsi Bengkulu menyebutkan, Provinsi Bengkulu memiliki potensi ekspor komoditas sawit seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) secara langsung ke luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BENGKULU -- Kantor Karantina Pertanian Provinsi Bengkulu menyebutkan, Provinsi Bengkulu memiliki potensi ekspor komoditas sawit seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) secara langsung ke luar negeri.

Kepala Kantor Karantina Pertanian Provinsi Bengkulu Bukhari di Kota Bengkulu, Senin (16/1/2023), mengatakan, saat ini ekspor CPO tidak melalui Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, tetapi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. "Rata-rata ekspor kelapa sawit dari Provinsi Bengkulu melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan belum ada yang melalui Pelabuhan Pulau Baai," kata Bukhari.

Baca Juga

Ia mengatakan, enam pabrik CPO di Kabupaten Bengkulu Utara masih menjual CPO kepada pembeli di dalam negeri sebelum akhirnya diekspor ke luar negeri melalui Tanjung Priok. Salah satu perusahaan CPO di Kabupaten Bengkulu Utara yaitu PT Sandabi Indah Lestari (SIL) yang mampu memproduksi CPO setiap tahun sebanyak 51.720,6 ton, melakukan ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok.

Oleh karena itu, Kantor Karantina Pertanian Provinsi Bengkulu terus berkoordinasi dengan sejumlah pabrik CPO terkait kendala-kendala yang membuat ekspor tidak bisa dilakukan di Pelabuhan Pulau Baai, agar kegiatan ekspor dapat dilakukan langsung dari Bengkulu. "Kita terus berkoordinasi dengan mereka dan kita akan berusaha mencarikan solusi agar komoditas perkebunan di Bengkulu bisa diekspor langsung ke luar negeri," ujar Bukhari.

Selain itu, Tim Gratieks Karantina Pertanian Bengkulu terus menggali potensi ekspor komoditas kelapa sawit di Bengkulu. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menyebutkan, nilai ekspor sejak Januari hingga Oktober 2022 mencapai Rp 4 triliun.

Nilai ekspor pada Oktober 2022 naik sebesar Rp 547 miliar dibandingkan pada Oktober 2021 yang tercatat Rp 337 miliar. "Nilai ekspor di Provinsi Bengkulu 2022 terus naik dibanding tahun sebelumnya dan pada Oktober 2022 saja mencapai Rp 547 miliar lebih," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal.

Tingginya nilai ekspor Bengkulu dipengaruhi permintaan batu bara dan komoditas cangkang sawit ke negara ASEAN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement