REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, tercatat tiga kasus pencurian yang terjadi di Kampus FISIP UI, Depok. Pencurian laptop, handphone, dan helm adalah kasus yang paling sering terjadi terutama di kalangan mahasiswa. Hal ini mengindikasikan bahwa keamanan di FISIP UI masih rendah.
Galih Ramadian Nugroho Putra, mantan ketua BEM FISIP UI periode 2011-2012 adalah salah satu korban pencurian laptop yang terjadi sehari sebelum demo kenaikan BBM (30/3/2012). Laptop yang ia simpan di dalam mobil di parkiran FISIP UI raib begitu saja. Sialnya, di dalam laptop yang dicuri tersebut, terdapat data skripsi yang sedang ia tulis. Akibatnya, Galih pun harus menulis ulang skripsinya. Kasus ini langsung ditindaklanjuti oleh keamanan setempat.
Kasus pencurian berbeda dialami oleh Jhane Pebyana Wilis, mahasiswa Sosiologi FISIP UI 2011. Jhane kehilangan tas nya yang berisikan dua buah handphone, laptop dan dompet yang totalnya mencapai 4 juta rupiah di musola FISIP UI, tiga minggu lalu. Atas kejadian ini, Jhane memilih untuk pasrah dan tidak melaporkannya ke keamanan setempat.
Pencurian yang terjadi sebenarnya tidak luput dari kecerobohan mahasiswa. Seperti kasus yang dialami Fachrul Amrullah (Alul), Kriminologi FISIP UI 2011. Sekitar tiga minggu lalu, Alul mengaku ceroboh dengan meninggalkan handphone nya di meja Takor (Kantin FISIP). Sadar hp-nya tertinggal, ia kembali ke Takor namun hp-nya sudah raib. Sama seperti Jhane, Alul pun hanya bisa pasrah.
Narwan, selaku Kepala Keamanan FISIP UI mengakui tingkat keamanan di FISIP UI memang masih rendah. Untuk patroli keliling, hanya ada dua personil yang bertugas. Tentu hal ini dianggap tidak ideal jika dibandingkan dengan jumlah gedung FISIP UI yang mencapai 13 buah. Narwan sudah mengungkapkan hal ini ke pihak fakultas, hingga kini belum ada realisasi peningkatan keamanan karena terbentur anggaran.
Narwan mengutarakan pelaku pencurian seringkali berasal dari luar warga UI. Hal ini disebabkan karena terlalu terbukanya kampus UI bagi masyarakat umum sehingga menyulitkan pihak keamanan dalam penjagaan. “Pernah waktu itu ketangkep pencurinya di musola dan ternyata ada yang domisili nya di Kedoya sama ada juga yang ‘gembel’ stasiun, mereka emang udah niat mau mencuri, seringkali nyamar jadi mahasiswa juga,”papar Narwan.
Hingga saat ini, pihak keamanan fakultas sudah berkoordinasi dengan PLK UI (Pembinaan Lingkungan Kampus Universitas Indonesia) dengan mengadakan forum koordinasi tiap bulan. Hal ini ditujukan untuk mengevaluasi tindak pencurian yang semakin marak terjadi di beberapa fakultas di UI termasuk FISIP. Namun, sampai saat ini kasus pencurian masih tetap marak dan banyak yang tidak terungkap.
Penulis: Halida Nufaisa, mahasiswi Sosiologi, FISIP UI 2011.
(artikel ini pernah dipublikasikan majalah FISIPERS UI)