REPUBLIKA.CO.ID,Saya adalah mahasiswa yang menyenangi fotografi. Sabtu pagi (5/5) lalu, saya memutuskan untuk hunting foto. Hal ini saya lakukan karena ingin ikut serta dalam acara pameran kampus yang rencananya akan berlangsung pekan ini. Tadinya saya berfikir bahwa saya akan memotret aktifitas gembel di dalam kereta api listrik (KRL). Seperti kita tahu semua, meski pihak PT KAI sudah melarang aktifitas pengemis dan pengamen di kereta, namun kenyataanya masih banyak para gembel ini melakukan aktifitasnya di dalam kereta. Mereka terkadang bergerombol dan tidur-tiduran di lantai.
Ternyata dugaan saya salah. Selama perjalanan kereta ekonomi, Bekasi – Kota, suasana kereta malah tidak sesuai perkiraan saya. Tak ada aktifitas gembel di dalam gerbong. Meski masih terlihat kotor, namun suasana terlihat tertib. Tidak ada lagi gerombolan gembel atau pengemis berkeliaran.
Saya pun terus menyusuri gerbong demi gerbong. AKhirnya saya menemukan obyek yang akan saya potret. Seorang ibu, usinya sekitar 40 tahunan, menyeret-nyeret tubuhnya dengan ditopang olehg besi di sekitar kakinya. Masya Allah, miris saya melihatnya. Apalagi ketika saya tanya, ibu itu mengaku bahwa ia melakukan hal ini untuk menafkahi kedua anaknya yang sudah beranjak remaja. Kenapa harus dipaksakan mencari uang dengan kondisi seperti ini? APakah anak-anaknya tidak mau membantu? fikiran saya pun melayang-layang ke rumah. Alangkah beruntungnya saya, punya kedua orangtua yang Alhamdullilah masih sehat dan mencari nafkah untuk menyekolahkan saya.
Sambil memotret, benak saya pun merenung. Kenapa Pemerintah tidak pernah memperhatikan orang-orang seperti ini. Seharusnya pemerintah yang dibayar rakyat dengan uang pajak, memperhatikan kondisi sebagian rakyatnya yang masih miskin. Kasihan, karena biar bagaimanapun, mereka ini masih bagian dari bangsa ini.
Ah sudahlah..fikiran sayapun terlalu jauh. Saya pun kembali sibuk memotret si ibu.
Penulis: Asep Junior Roket, Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi 2010
ini fotonya: