REPUBLIKA.CO.ID,Bagi saya, Chelsea adalah klub Inggris yang luar biasa. Klub ini berhasil menjadi pemenang Piala FA setelah berhasil menaklukkan Liverpool 2-1 di Wembley, Inggris, beberapa waktu lalu.
Gol Ramirez dan Drogba menjadi penentu kemenangan The Blues, di final tersebut. Sundulan Andy Caroll sebenarnya membangkitkan harapan Liverpool untuk mengejar ketinggalan. Saya sempat deg-degan ketika menonton pertandingan ini. Hampir saja, Liverpool menyamakan kedudukan saat sundulan Andy Carol melesat menuju gawang. Untungnya kiper Chelsea berhasil menangkap bola itu tepat ketika meluncur dengan keras ke gawang.
Saya sempat terhenyak, ketika para pemain Liverpool mengajukan protes kepada wasit karena tidak mensyahkan bola yang sudah beberapa senti masuk ke gawang. Untungnya, sebelum berlarut-larut peluit panjang wasit pun seperti menjadi tanda bahwa Liverpool harus mengakui kekalahan dan merelakan piala FA untuk Chelsea. Hati saya bersorak dengan kemenangan ini.
Mata saya tidak beranjak dari televisi saat penyerahan piala dan medali. Saya sempat mencari-cari salah satu idola saya, Fernando Torres. Rupanya Torres tak mau bergabung dengan teman-temannya untuk merayakan kemenangan. Torres memilih berada di ruang ganti Liverpool selama kurang lebih 20 menit untuk bertemu dan berbincang dengan mantan rekan-rekan satu timnya dulu. Bahkan dari salah satu foto eksklusif di internet, Torres terlihat menyendiri dan tak bergabung dengan teman-temannya satu klub. Malah saat usai pertandingan pun, Torres berpelukan dengan pioner Liverpool Steven Gerrard yang terduduk lemas di lapangan. Benak saya pun menari-nari, apa benar Torres menyesal meninggalkan Liverpool? Atau Torres merindukan kebersamaannya dengan The Reds?
Penulis:Putri Septiandari, Mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi YAI 2010