REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Bandung dilingkung gunung (Bandung dikelilingi gunung), mungkin kalimat tersebut sering terdengar oleh kita, khususnya orang Bandung.
Bandung yang dahulunya adalah danau memang dikelilingi oleh deretan gunung, baik gunung berapi maupun gunung yang tidak.
Ketika orang- orang ditanya gunung apa yang berada di sekitaran Bandung mungkin kebanyakan orang akan menjawab Gunung Tangkuban Parahu, Burangrang, dll. Tetapi sebenarnya terdapat sebuah gunung tidak berapi di sebelah timur Bandung bernama gunung Manglayang.
Gunung Manglayang membentang antara kab.Bandung dan kab. Sumedang Jawa Barat. Gunung ini masih dalam satu rangkaian pegunungan Burangrang- Tangkuban Parahu- Bukit Tunggul. Gunung dengan tinggi sekitar 1.800 meter diatas permukaan laut ini (mdpl) kurang begitu dikenal oleh para pegiat pecinta alam maupun wisatawan luar Bandung. Padahal jika mendaki gunung Manglayang maka yang diperlihatkan adalah pemandangan Kota Bandung, Sumedang yang sangat indah.
Kita bisa mulai mendaki melalui Wanama wisata Batukuda di daerah Cikoneng, Bumi perkemahan Palintang Ujungberung kab. Bandung, dan lewat Baru beureum Tanjung sari kab. Sumedang.
Trek untuk mendaki Gunung Manglayang memang cukup berat, apalagi untuk para pendaki pemula. Kita disuguhi jalan setapak dengan kemiringan hampir 40 sampai 60 derajat, sesekali terdapat tanah datar yang bisa digunakan untuk beristirahat. Puncak gunung Manglayang dikategorikan menjadi 3 yaitu puncak barat, puncak utama dan puncak timur. Trek yang cukup berat berada saat kita berjalan dari Batu kuda menuju puncak barat, setelahnya menuju puncak utama memang trek masih menanjak tetapi jaraknya cukup dekat.
Jika ingin melihat pemandangan kota Bandung dan Sumedang kita harus mencapai ke puncak timur atau sering disebut Baru Beureum karena pepohonan yang jarang , tetapi tetap indah. Apalagi dengan udaranya yang sangat sejuk cukup membuat kita betah berlama- lama atau berkemah disana. Mungkin jika anda bingung mencari tempat untuk berekreasi bersama teman- teman, Gunung Manglayang bisa menjadi solusi yang tepat.
Penulis: Nizar Ulman (Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Komunikasi dan Dakwah UIN SGD Bandung)