Selasa 22 Jan 2013 20:59 WIB

The Power Of Positif Thinking

ilustrasi
Foto: brandedphx.com
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kata positif thinking atau berpikir positif mungkin sudah sering didengar. Tapi baru belakangan ini saya paham betul apa makna sesungguhnya. Ketika itu saya sedang berada dalam masalah. Dan teman saya datang dengan nasihatnya, “berpikirlah positif,” katanya.

Dilain kesempatan setelahnya, dalam suatu pertemuan organisasi, seseorang berkata hal yang sama. “Sejatinya, dalam berbuat sesuatu pasti ada satu orang yang mendukung ada pula yang membenci. Itu wajar terjadi,” ujarnya kala itu. Ini hanyalah seperti permainan drama, mau diarahkan kemana pikiran kita. Positif atau negatif.

Menurut saya sendiri, berpikir positif itu yang lebih penting itu adalah menahan nafsu untuk tetap menjaga pikiran tetap positif. Tidak semua orang bisa melakukan ini dengan mudah. Karena saya pun merasakan sulitnya untuk berpikir positif. Terkadang ketika saya dihadapkan pada sebuah masalah, yang pertama muncul pikiran negatif. Sehingga seolah pikiran positif itu tertutup oleh pikiran negatif. Dan kadang ketika sudah mencoba berpikir positif ada saja hal-hal dari luar yang membuat pikiran negatif kembali datang.

Padahal belajar dari pengalaman, berpikir positif itu membuat hati menjadi tenang. Dengan hati yang tenang ini, masalah justru akan lebih cepat terselesaikan. Ketika sudah bisa mengendalikan pikiran negatif menjadi positif, masalah yang menekan akan menjadi lebih ringan. Hati akan selalu tenang,  menghadapi masalah dengan senyuman. Jadi jangan jadikan masalah sebagai sebuah beban. Hadapi dengan pikiran yang positif. Ayo berusaha untuk berpikir positif tentang apapun. Karena banyak manfaatnya untuk diri sendiri dan akan memberikan hal positif juga bagi orang lain.

Mengutip tulisan dari seorang teman, “selamat belajar dari apapun. Selamat belajar mempertahankan nurani. Selamat merawat akal sehat.”

Penulis: Sarah Febriyanti – Ilmu Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Jakarta

sumber : UMJ
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement