REPUBLIKA.CO.ID,CIPAYUNG --Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk menonton band dari luar? Simak pengakuan Sheila, siswa salah satu sekolah menengah atas di Jakarta Timur. ''Saya menabung selama dua minggu untuk membeli tiket seharga Rp 500 ribu,'' ungkapnya.
Sheila menonton band asal Amerika, Avenged Sevenfold beberapa waktu lalu. Ia rela tidak jajan selama dua minggu dan memilih nebeng dengan temannya yang bawa kendaraan ketika pulang pergi dari rumah ke sekolah.
Sheila hanyalah segelintir anak muda yang rela mengeluarkan ratusan ribu untuk membeli tiket menonton band pujannya. Belum lagi ketika artis papan atas yang datang ke Indonesia. Boysband asal Korea, Super Junior, misalnya. Mematok harga rata-rata Rp 1 juta setiap tiket pertunjukan.
Data Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta mencatat, sepanjang 2011, tak kurang dari 305 pertunjukkan insidental, termasuk konser musik telah digelar, dengan pungutan pajak mencapai Rp 15 miliar, atau sedikit lebih rendah dibandingkan tauhn 2009 yang sebesar Rp 16 miliar.
Sementara, tak kurang dari 1.564 musisi asing mengurus izin untuk tampil di DKI Jakarta, dan jumlah tersebut meningkat tajam dibandingkan tahun 2010 serta 2009 yang masing-masing hanya sebanyak 1.392 dan 786 musisi. Angkanya diperkirakan terus meningkat, terlebih jika melihat krisis keuangan yang dialami Eropa dan Amerika Serikat (AS). Sejumlah musisi internasional mengalihkan pandangannya ke negara kelas dua (berkembang), seperti Indonesia. “Saya pikir layak jika Indonesia dinilai sebagai ladang emas bagi artis luar (negeri). Sebab apapun jenis musiknya, dan berapapun harga tiketnya, masyarakat selalu antusias dan tertarik untuk menonton,” tutur Denny Sakrie, pengamat musik seperti dikutip salah satu portal musik.
Kegiatan ini bahkan sudah menjadi gaya hidup dan simbol pergaulan di situs jejaring sosial, sehingga hampir setiap konser musik, apalagi yang melibatkan artis internasional tiketnya habis terjual. Ditahun 2012, antrian musisi mancanegara untuk mentas di Indonesia belum juga surut. Setidaknya sudah ada 60 konser musik internasional yang terjadwal akan mentas di Tanah Air, dan masih sekitar 50 pagelaran musik lainnya yang masih mengantri.
Dengan proyeksi tersebut, maka perputaran uang yang dihasilkan dari kegiatan ini pada 2012 bisa menembus angka Rp 29 miliar – Rp 5,940 triliun (asumsi 110 konser), dan berpeluang terus membesar, mengingat sekarang baru memasuki bulan Maret. Maka tak heran jika semakin banyak pemain yang ingin masuk ke bisnis ini, dan bukan tidak mungkin akan menaikkan posisi tawar artis mancanegara itu sendiri, yang sudah tentu turut mendongkrak biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah promotor.
Disisi lain, akan semakin banyak musisi internasional yang ingin manggung di Indonesia, karena melihat potensi keuntungan yang besar, disaat negaranya tengah berjuang untuk keluar dari krisis, yang mengakibatkan jadwal mereka untuk mentas dinegerinya berkurang drastis. Sehingga tidak salah, jika kita menyebut Indonesia sebagai ladang emas konser yang bisa menghasilkan uang triliunan rupiah setiap tahunnya.
Penulis: Gamaria (SMAN 54 Jakarta), Esra Oktavia (SMAN 103 Jakarta), Irma Nurliana S (SMAN 64 Jakarta), Sahid Qodar (SMA AL-Hikmah Jakarta).