REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sebanyak 30 ribu orang dari berbagai tokoh agama, masyarakat dan organisasi masyarakat dan keagamaan dari 10 kabupaten dan kota menghadiri pawai jalan sehat kerukunan dan deklarasi kerukunan lintas agama memperingati Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke-77 di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, beberapa waktu lalu.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama NTB, Zamroni Aziz mengatakan kegiatan jalan sehat kerukunan dan deklarasi kerukunan lintas agama ini tidak lain digelar dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke-77.
"Hampir seluruh kabupaten dan kota dengan seluruh unsur di dalamnya termasuk pemda, tokoh lintas agama kumpul jadi satu. Dari pantauan kami tidak kurang 30 ribu orang kumpul. Baik dari suku Mbojo, Samawa, Sasak. Umat Islam, Hindu, Kristen, Katolik, Budha hadir," ujarnya disela-sela kegiatan jalan sehat kerukunan dan deklarasi kerukunan lintas agama di Lapangan Sangkareang, Kota Mataram, pekan lalu.
Ia mengatakan NTB terbentuk dari berbagai ragam mulai suku, agama, ras, dan budaya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya keanekaragaman dan latar belakang itu harus tetap dijaga oleh seluruh pihak termasuk juga masyarakat sehingga tidak terkoyak-koyak dan terpecah belah.
"NTB ini tidak akan ada kalau tidak ada suku Mbojo, Samawa dan Sasak. Di NTB ini ada Islam, Hindu, Kristen, Katolik, dan Budha. Tugas Kementerian Agama ini menjaga komitmen itu untuk menjadi payung semua umat beragama," katanya.
Untuk itu, mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Tengah ini berharap melalui kegiatan jalan sehat kerukunan dan deklarasi kerukunan lintas agama dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke-77 dapat meningkatkan dan mengukuhkan toleransi antar umat beragama di provinsi itu.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB, Prof Saiful Muslim, mengatakan mengapresiasi kegiatan tersebut. Dirinya berharap ke depan dari kegiatan itu tidak akan ada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga merusak kerukunan antar umat beragama di wilayah itu.
"Adanya deklarasi ini, seluruh tokoh agama dari lintas agama bersepakat untuk menjaga bersama keanekaragaman yang ada dengan terus menerus memperhatikan kerukunan sehingga kerukunan ini tetap kita pelihara dan jaga," ujarnya.
Ia mengakui selama ini. kerukunan antar umat beragama di NTB berjalan dengan baik. Tidak ada terjadi keributan antar agama, sehingga menurutnya kondisi yang baik tersebut tetap harus dijaga.
"Alhamdulillah kerukunan antar umat beraga di NTB tetap terjaga, tidak ada terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Makanya situasi seperti ini harus tetap kita jaga bersama-sama dan pertahankan," katanya.
Sementara Sekretaris Daerah NTB, Lalu Gita Ariadi, berharap bahwa kegiatan itu dapat menjadi ikhtiar mewujudkan semangat kebersamaan, persaudaraan, dan persahabatan menuju kehidupan yang harmonis dan penuh rasa toleransi.
"Semoga kegiatan ini dapat menumbuhkan sikap moderasi beragama demi terciptanya kerukunan hidup antar intern umat beragama maupun antara umat beragama dengan pemerintah," katanya.
Kegiatan jalan sehat kerukunan ini dimulai dari Perempatan Bank Indonesia hingga selesai di Lapangan Sangkareang. Para peserta mengenakan pakaian khas dari masing-masing 10 kabupaten dan kota di NTB.
Usai jalan sehat atau pawai, kemudian dilanjutkan pembacaan dan penandatangan deklarasi bersama dari seluruh organisasi kerukunan lintas agama. Mulai MUI NTB, PHDI NTB, Dekenat NTB, PGI NTB, Permabudhi NTB, Mataqin NTB, FKUB NTB.
Termasuk, Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, Lalu Gita Ariadi, Kapolda NTB, Irjen Polisi, Djoko Poerwanto dan wakil bupati dari sejumlah kabupaten juga ikut membaca dan menandatangani deklarasi tersebut.