IPM Jateng Diajak Kolaborasi Cegah Pernikahan Dini dan Stunting
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen saat menerima Pengurus Wilayah Ikatan Pemuda Muhammadiyah (PW-IPM) Jawa Tengah, di ruang kerjanya, Selasa (17/1). | Foto: Dok, Humas Prov Jateng
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengajak Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jawa Tengah berkolaborasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dalam mengampanyekan pencegahan pernikahan dini.
Ada sejumlah program kesehatan Pemprov Jawa Tengah dapat disinergikan dengan IPM Jawa Tengah, salah satunya adalah program ‘Jo Kawin Bocah’ atau ‘Stop Pernikahan Dini’ untuk mencegah pernikahan dini serta problem kesehatan lainnya, seperti stunting hingga kemiskinan.
"Pemprov Jawa Tengah punya program ‘Jo Kawin Bocah’. Kampanye Jo Kawin Bocah akan kita galakkan lagi karena tingkat stunting dan kemiskinan masih tinggi," katanya, saat menerima Pimpinan Wilayah (PW) IPM Jawa Tengah, di Semarang, Selasa (17/1/2023).
Wagub mengungkapkan, persoalan stunting masih harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk para generasi muda Muhammadiyah. Karenanya, semua harus ikut bersama-sama mengampayekan pentingnya menjaga kesehatan, memberikan pemahaman tentang risiko menikah pada usia dini bahkan hingga pencegahan kekerasan seksual dan lainnya.
Selain bersinergi di bidang kesehatan, program-program IPM Jawa Tengah di sektor pendidikan, wirausaha, lingkungan hidup dan lainnya juga bisa dikolaborasikan dengan program Pemprov Jawa Tengah.
Karena program-program dari IPM Jawa Tengah bisa dikerjasamakan dengan pemprov, baik program bidang kesehatan, pemberdayaan perempuan, serta program penguatan kualitas lingkungan.
"Seperti bencana banjir yang terjadi bukan cuma disebabkan curah hujan tinggi dan penataan saluran irigasi belum baik, akan tetapi karena kebiasaan manusia juga ikut andil terjadinya kerusakan lingkungan," katanya menambahkan.
Taj Yasin juga mengapresiasi program Rumah Baca yang didirikan IPM Jawa Tengah di Kota Surakarta, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Karanganyar. Kehadiran taman baca ini diharapkan mampu membangkitkan semangat membaca dan memperkuat literasi masyarakat.
"Dengan gemar membaca buku, masyarakat akan bertambah pengetahuan, wawasan, literasi, mengurangi ketergantungan pada gadget, serta bisa terhindar dari hoaks atau berita bohong maupun informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata wagub.
Ketua Umum PW IPM Jawa Tengah, Ainur Rosyid menyampaikan, IPM siap bersinergi dengan Pemprov Jawa Tengah untuk bersama- sama mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Di antaranya upaya pencegahan stunting, pernikahan dini, pengentasan kemiskinan dan sebagainya, pada periode kepemimpinanya.
Sehingga IPM Jawa Tengah bisa berkontribusi dalam membantu pemerintah dalam mengentaskan berbgai persoalan dan problem kemasyarakatan. Tak terkecuali dalam membantu mengampanyekan pernikahan dini dan pencegahan stunting. IPM Jawa tengah juga memiliki program-program di bidang kebijakan publik, pemberdayaan perempuan atau Imawati, serta kesehatan.
Dalam tiga bidang tersebut terdapat program konselor pelajar yang akan terus digaungkan untuk mengkampayekan pencegahan pernikahan dini, pengetahuan tentang stunting, seks bebas, pelecehan seksual, pemberdayaan perempuan, serta konsultasi remaja dengan menggandeng Rumah Sakit Muhammadiyah.
"Dalam program ini kami juga sudah bersinergi dengan BKKBN dan dinas terkait di Kabupaten Cilacap melalui berbagai pelatihan," katanya.