REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Keutamaan para sahabat Nabi Muhammad SAW telah banyak dituangkan dalam Alquran maupun hadits Nabi Muhammad SAW SAW.
Di antaranya terdapat dalam surat Al-Anfal ayat 62. Allah SWT berfirman sebagai berikut:
وَاِنْ يُّرِيْدُوْٓا اَنْ يَّخْدَعُوْكَ فَاِنَّ حَسْبَكَ اللّٰهُ ۗهُوَ الَّذِيْٓ اَيَّدَكَ بِنَصْرِهٖ وَبِالْمُؤْمِنِييْنَۙ
“Dan jika mereka hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu. Dialah yang memberikan kekuatan kepadamu dengan pertolongan-Nya dan dengan (dukungan) orang-orang mukmin.”
Orang-orang mukmin yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah para sahabat Nabi Muhammad SAW. Hal inilah yang menunjukkan bahwa Allah SWT memberikan kemuliaan bagi mereka.
Dalam buku “Kisah Perjuangan Sahabat-Sahabt Nabi” terbitan Al-Maghfiroh, Yanuardi Syukur, dijelaskan orang-orang mukmin yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah para Sahabat Nabi Muhammad SAW. Hal inilah yang menunjukkan bahwa Allah SWT memberikan kemuliaan bagi mereka.
Sahabat Nabi Muhammad jumlahnya sangat banyak. Seorang ahli hadis Sunni dari abad ke-3 Hijriah, Abu Zur’ah Ar Razi mengungkapkan bahwa jumlah sahabat tak kurang dari 100 ribu orang.
Jumlah ini tentu dengan mempertimbangkan luasnya perjalanan Nabi dan interaksi beliau dengan masyarakat di berbagai daerah.
Di antara sahabat Nabi yang populer di tengah-tengah umat Islam adalah Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Ada juga sahabat yang kerap disebut dalam pelbagai kisah seperti Abu Hurairah dan Bilal bin Rabah, serta banyak lagi yang lainnya. Dengan mengenal para sahabat, umat Islam diharapkan bisa mengambil teladan dari Nabi Muhammad SAW.
Siapa yang dimaksud sahabat Nabi SAW?
Terdapat definisi yang lebih ketat yang menganggap bahwa hanya mereka yang berhubungan erat dengan Nabi Muhammad saja yang layak disebut sebagai sahabat Nabi. Dalam kitab Muqadimmah karya Ibnu ash-Shalah dikatakan kepada Anas, “Engkau adalah sahabat Rasulullah dan yang paling terakhir yang masih hidup.”
Kemudian Anas menjawab, “Kaum Arab (badui) masih tersisa, adapun dari sahabat beliau, maka saya adalah orang yang paling akhir yang masih hidup.”
Hal senada juga disampaikan ulama tabi’in Said bin al-Musayyib. Ia berpendapat bahwa sahabat Nabi adalah mereka yang pernah hidup bersama Nabi setidaknya selama setahun, dan turut serta dalam beberapa peperangan bersamanya.
Sementara itu, Imam an-Nawawi menyatakan, beberapa ahli hadis berpendapat orang yang mendapat kehormatan sebagai sabagai sahabat nabi hanya terbatas bagi mereka yang hidup bersama Nabi Muhammad dalam waktu yang lama, telah menyumbang harta untuk perjuangan beliau, dan mereka yang berhijrah ke Madinah dan aktif menolongnya.