Kamis 19 Jan 2023 08:07 WIB

Apa Itu Smelter? Begini Cara Kerjanya

Inilah fasilitas yang wajib ada pada industri tambang saat ini.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Aktivitas tungku smelter di sebuah perusahaan tambang (ilustrasi).
Foto: ANTARA /Jojon
Aktivitas tungku smelter di sebuah perusahaan tambang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Dalam dunia pertambangan, smelter merupakan sebuah fasilitas yang wajib ada pada industri tambang saat ini. Dilansir laman Sucofindo, smelter membantu perusahaan beroperasi secara optimal dan produktif, karena fasilitas ini membuat hasil produksi tambang mencapai tingkat standar yang baik.

Smelter berasal dari kata bahasa Inggris, smelting yang artinya peleburan. Melalui proses peleburan dengan smelter, kadar kandungan logam dapat meningkat. Peningkatan nilai kandungannya itu membuat nilai jual komoditinya lebih tinggi.

Baca Juga

Smelter memiliki fungsi dan manfaat, pertama, meningkatkan nilai jual untuk mineral maupun logam. Kedua, membuat investor lokal maupun internasional menyuntikkan nilai investasi lebih tinggi. Ketiga, membuka lapangan pekerjaan semakin luas, sehingga jumlah pengangguran berkurang. Keempat, mendukung perkembangan hilirisasi di Indonesia. Kelima, membantu meningkatkan keterampilan sumber daya manusianya.

Dilansir laman PPSDM Geominerba ESDM, pertambangan mineral di Indonesia cukup banyak, baik dikelola negara (BUMN) maupun swasta (legal dan ilegal). Hasil dari pertambangan ini bermacam-macam ada dalam bentuk bijih, konsentrat, dan juga logam. Perusahaan pertambangan mienral di Indonesia kebanyakan tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk memberikan nilai tambah yang tinggi pada produk akhir pertambangan. Hal ini dapat disebabkan oleh alasan klasik, yaitu tidak memiliki modal cukup membangun fasilitas pengolahan berkualitas, dan juga fasilitas pemurnian (smelter), serta tidak ekomonomis dengan harga komoditi untuk saat ini.

Smelter memiliki peran penting dalam proses pemisahan kotoran dari logam atau melakukan proses pemurnian. Umumnya, cara kerja alat ini dengan melakukan reduksi bijih, di mana hasilnya akan menjadi beberapa produk penting. Hasil dari reduksi bijih bisa berupa hidrogen, logam aktif, dan sebagainya. Dalam mendukung proses reduksi, zat aktif terlibat bergantung pada jenis logam yang direduksi.

Semakin tinggi tingkat keaktifan logam maka proses reduksinya akan semakin sulit. Contoh, logam dengan tingkat keaktifan tinggi ada magnesium dan alumunium, sedangkan logam tingkat rendah ada emas dan tembaga. Pada tingkat menengah, jenis logamnya ada timah, besi, dan nikel.

Dilansir dari berbagai sumber, peleburan menggunakan panas dan zat pereduksi kimia untuk menguraikan bijih, menghilangkan unsur-unsur lain sebagai gas atau terak, dan meninggalkan dasar logam. Agen pereduksi biasanya merupakan sumber karbon bahan bakar fosil, seperti kokas, atau arang. Oksigen dalam bijih berikatan dengan karbon pada suhu tinggi, karena energi potensial kimia ikatan karbon dioksida lebih rendah daripada ikatan dalam bijih.

Sumber karbon bertindak sebagai reaktan kimia untuk menghilangkan oksigen dari bijih, yang menghasilkan unsur logam murni sebagai produk. Sumber karbon dioksidasi dalam dua tahap. Pertama, karbon terbakar dengan oksigen di udara menghasilkan karbon monoksida. Kedua, karbon monoksida bereaksi dengan bijih dan melepaskan salah satu atom oksigennya, melepaskan karbon dioksida.

Setelah interaksi berturut-turut dengan karbon monoksida, semua oksigen dalam bijih akan dihilangkan, menyisakan unsur logam mentah. Karena sebagian besar bijih tidak murni, seringkali perlu menggunakan fluks, seperti batu kapur (atau dolomit), untuk menghilangkan gangue batu yang menyertainya sebagai terak. Reaksi kalsinasi ini juga sering mengeluarkan karbon dioksida.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement