REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA–Tanah Mesir telah melewati berbagai peradaban yang kisahnya banyak dikenal seantero jagat.
Tapi yang paling mendapat banyak perhatian dan penting untuk dipelajari, tentunya adalah soal sosok dan sejarah Firaun yang bahkan disebutkan kisahnya dalam kitab suci umat Islam, Alquran.
Dilansir dari Mawdoo3, firaun ternyata adalah sebuah gelar yang digunakan untuk raja-raja Mesir kuno. Asal usul nama tersebut disebabkan kata kerja dalam bahasa Arab yang dalam bahasa Indonesia berarti memimpin. Kata ini juga berarti rumah besar, hingga merupakan gelar untuk setiap orang yang lalim, perkasa dan zalim.
Adapun dalam bahasa asing Firaun adalah nama Mesir, diambil dari (Peraaa) yang berarti rumah besar, atau istana kerajaan di Mesir kuno, dan kata ini digunakan keluarga kedelapan belas, dan pada periode dari (1292-1539 Sebelum Masehi).
Nama Firaun diadopsi sebagai metode penghormatan, dan orang Mesir kuno percaya bahwa Firaun berfungsi sebagai mediator antara dewa dan manusia.
Namun, Kerajaan Mesir kuno diperintah selama sekitar tiga ribu tahun oleh puluhan dinasti yang satu dinastinya terdiri atas sejumlah Firaun sehingga dalam tulisan ini, akan menyebutkan beberapa Firaun saja yang diduga oleh sejarawan sebagai Firaun pada masa Nabi Musa, mereka meliputi:
Ahmose I
Sejarawan Yahudi, Yusuf mengklaim bahwa Ahmose adalah Firaun Mesir pada masa Musa. Meski begitu klaimnya itu bertujuan untuk membuktikan hak-hak orang Yahudi di Mesir karena Israel adalah penguasa Mesir kuno.
Klaim ini banyak dibantah karena Ahmose adalah penguasa Mesir Selatan. Sedangkan orang Mesir tinggal di Joshin, sebelah Timur Delta, jadi bagaimana mungkin ibu Musa membuang putranya ke sungai, mengetahui bahwa jarak antara kedua kota itu setara dengan seribu kilometer.
Thutmose II
Thutmose II merupakan Firaun keempat Dinasti kedelapan belas Mesir. G D Mesli menyebutnya sebagai Firaun pada masa Musa karena dalam Taurat, orang Mesir kuno menderita tumor kulit, dan tumor serupa muncul di tubuh Thutmose II.
Tetapi di sisi lain, diketahui juga bahwa Thutmose III dan cucunya menderita penyakit kulit, dan pendapat ini tidak dapat diterima sebagai aturan yang tegas.
Thutmose III
Thutmose III adalah Firaun keenam dari Dinasti kedelapan belas Mesir. Ada banyak kritik kepada pendapat yang menyebutkan bahwa dia asalah Firaun masa Musa.
Hal ini karena Thutmose III tidak mengklaim keilahian, tidak seperti Firaun, dan dia dibedakan oleh kesopanan dan sopan santunnya.
Tutankhamun
Tutankhamun adalah Firaun dari Dinasti Kedelapanbelas Mesir. Sigmund Freud berpendapat bahwa dia adalah Firaun di masa Musa, dan mengatakan bahwa Musa adalah orang Mesir dan bukan dari Bani Israel.
Kemudian bahwa agamanya dia ambil dari doktrin Akhenaten, dan bahwa dia ingin menjadi seorang pemimpin, atau seorang penguasa, dan ketika dia kecewa dia meninggalkan negara itu, memimpin Bani Israel, dan memberi mereka agama dan kepercayaannya yang dia ambil dari Akhenaten.
Teori ini bertentangan dengan banyak fakta, yaitu bahwa Musa bukan orang Mesir, dan dia dibesarkan di istana Firaun. Tidak masuk akal baginya untuk memerintah orang yang bukan dari jenisnya sendiri, dan teori ini mengklaim bahwa dia keluar dengan damai, tetapi analisis tubuh Firaun mengatakan bahwa dia dibunuh dengan pukulan di kepala.
Baca juga: Kisah Pembantaian Brutal 20 Ribu Muslim Era Ottoman Oleh Pemberontak Yunani
Ramses II
Banyak sarjana dan sejarawan sepakat bahwa Ramses II adalah Firaun di masa Musa. Karena terdapat indikasi yang membuktikan bahwa Ramses II adalah seorang firaun, indikasi tersebut adalah sebagai berikut:
Klaim ketuhanan Ramses II
Dia adalah salah satu orang pertama yang mengklaim ketuhanan, dan dia membuat patung untuk dirinya sendiri di samping dewa Ptah dan Amun, dan para penjaga serta tentara memujanya sampai masyarakat umum memujanya, dan dia dipanggil dengan banyak gelar, termasuk gelar tuhan yang baik, tuhan bumi, tuhan langit, tuhan langit dan bumi, dan yang hidup yang tidak mati, pencipta, yang tidak bersalah, yang kaya, dan lainnya.
Deskripsi Firaun pada era Nabi Musa alaihissalam sesuai dengan Ramses II dari karakter dan sifatnya. Pendapat ini juga diperkuat bahwa pada era Ramses II banyak dibangun berbagai bangunan seperti yang dijelaskan dari kisah Musa.