Senin 23 Jan 2023 14:22 WIB

Pakar Unpad Ungkap Pandemi Covid-19 Penyebab Kasus Campak Tinggi

Kenaikan kasus salah satunya dipengaruhi banyaknya yang menolak diimunisasi campak.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Seorang anak ditimbang saat berlangsung bulan imunisasi, termasuk imuniasi campak. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Ampelsa
Seorang anak ditimbang saat berlangsung bulan imunisasi, termasuk imuniasi campak. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pakar kesehatan Unpad menilai kasus campak di Indonesia yang tinggi dan ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) campak oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) disebabkan oleh pandemi Covid-19. Pada masa tersebut terjadi penurunan imunisasi campak kepada anak-anak.

"Karena pandemi Covid-19 awal-awal, maka sekarang 'panennya' (campak)," ujar Kepala Staf Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Departemen Ilmu Kesehatan Anak Unpad dr Djatnika Setiabudi seperti dikutip dari laman Unpad, Senin (23/1/2023).

Baca Juga

Dia mengatakan, kenaikan kasus campak salah satunya dipengaruhi oleh pandemi Covid-19. Pada awal pandemi terjadi penurunan cakupan imunisasi kepada anak-anak sehingga menurunkan herd immunity di masyarakat.

Sebelum pandemi, Djatnika mengatakan, penyebaran kasus campak dapat dikendalikan. Kasus tersebut relatif bersifat sporadis dan bukan wabah atau KLB.

DIa pun menduga, kenaikan kasus campak salah satunya lagi dipengaruhi oleh banyaknya yang menolak diimunisasi campak. Campak diketahui sebagai penyakit menular dan jika tidak memiliki ketahanan tubuh bisa terinfeksi sebesar 90 persen.

Mereka yang belum divaksin pun rentan terkena campak. Bahkan dampaknya bagi yang belum diimunisasi rentan mengalami penyakit lain seperti pneumonia, radang otak hingga gizi buruk.

Djatnika mengatakan, pemberikan vaksin campak penting untuk meningkatkan kekebalan kembali. Kemenkes sendiri telah menyiapkan imunisasi campak bagi anak usia sembilan bulan, 18 bulan dan anak kelas satu SD.

"Tidak ada istilah terlambat untuk diimunisasi, bagi yang belum divaksin segera divaksin," katanya

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mencatat, peningkatan kasus campak di Indonesia sepanjang 2022. Sebanyak 3.341 infeksi dilaporkan, jumlah ini melonjak 32 kali lipat dari tahun sebelumnya yakni sekitar 200 kasus.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI Prima Yosephine mengatakan, salah satu penyebab melonjaknya kasus campak lantaran cakupan vaksinasi campak dalam dua tahun terakhir yang merosot tajam. Diketahui, pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir memberikan pengaruh besar pada kekhawatiran orangtua membawa pergi anaknya ke luar rumah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement