Senin 23 Jan 2023 13:38 WIB

Rezim Suriah Izinkan Impor dari Arab Saudi Setelah Satu Dekade

Suriah mengizinkan impor gula dan petrokimia dari Arab Saudi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Ekspor-impor (ilustrasi). Rezim Suriah dilaporkan setuju untuk mengizinkan impor barang dari Arab Saudi setelah perdagangan mereka ditangguhkan selama satu dekade.
Ekspor-impor (ilustrasi). Rezim Suriah dilaporkan setuju untuk mengizinkan impor barang dari Arab Saudi setelah perdagangan mereka ditangguhkan selama satu dekade.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Rezim Suriah dilaporkan setuju untuk mengizinkan impor barang dari Arab Saudi setelah perdagangan mereka ditangguhkan selama satu dekade. Menurut outlet berita Arabi 21, Kementerian Luar Negeri dan ekspatriat rezim Bashar al-Assad setuju untuk mengizinkan impor bahan yang diproduksi di Arab Saudi, terutama gula dan petrokimia.  

Arabi 21 yang mengutip sebuah dokumen yang diterbitkan oleh halaman resmi rezim, menunjukkan persetujuan impor 10.000 ton gula dari Saudi 

Baca Juga

Selama beberapa tahun terakhir, ada banyak spekulasi bahwa Riyadh sedang mempertimbangkan untuk memulihkan hubungan secara penuh dengan Damaskus. Upaya ini muncul satu dekade setelah penumpasan brutal rezim Assad terhadap aksi protes dan pecahnya perang saudara Suriah, serta isolasi dari komunitas internasional dan sebagian besar dunia Arab. 

Seorang pakar ekonomi, Iyad al-Jaafari, mengesampingkan spekulasi semacam itu. Dia mengatakan bahwa keputusan untuk mengizinkan impor dari Saudi sepenuhnya merupakan keputusan ekonomi.  

“Terlepas dari kemampuan pedagang Suriah menemukan sumber alternatif untuk bahan yang diizinkan diimpor dari Arab Saudi, tujuan dari keputusan tersebut adalah untuk mendorong Riyadh mengurangi pembatasan truk yang membawa barang-barang Suriah, yang diangkut ke negara-negara di Teluk," ujar al-Jaafari, dilaporkan Middle East Monitor, Ahad (22/1/2023).

Al-Jaafari juga mengatakan, keputusan itu bertujuan untuk melunakkan posisi Arab Saudi dalam mempertahankan pembatasan impor Suriah ke Riyadh. Pembatasan ini diberlakukan karena masuknya perdagangan besar narkotika, terutama captagon dari Suriah selama bertahun-tahun. Barang haram ini diselundupkan dengan menyembunyikannya di dalam barang untuk mengelabui petugas bea cukai.

Arab Saudi telah membuat beberapa tanda untuk mempertimbangkan pemulihan hubungan dengan Assad. Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan kepada Bloomberg, Saudi sedang berupaya untuk terlibat dalam dialog dengan rezim Suriah.

Untuk saat ini Riyadh masih secara terbuka mempertahankan posisinya menentang pemulihan penuh hubungan dengan Suriah. Tahun lalu, Saudi menolak untuk menyetujui kembalinya Damaskus ke Liga Arab. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement