Jumat 27 Jan 2023 17:05 WIB

Mendag Ajak Kawasan Eurasia Percepat Perundingan Perdagangan Bebas

Mendag menegaskan, kerja sama Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia harus dipererat.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan bertemu dengan Menteri Integrasi dan Ekonomi Makro Komisi Ekonomi Eurasia, Sergei Glazyev di Jakarta, pada Jumat (27/1/2023).
Foto: Dok Kemendag
Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan bertemu dengan Menteri Integrasi dan Ekonomi Makro Komisi Ekonomi Eurasia, Sergei Glazyev di Jakarta, pada Jumat (27/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan, kerja sama ekonomi Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Union/EAEU) harus dipererat. Untuk itu, ia menekankan persetujuan perdagangan bebas atau FTA kedua negara harus diselesaikan.

“Saya menyampaikan selamat kepada Indonesia dan anggota EAEU atas peluncuran Perundingan IEAEU-FTA di bulan Desember lalu. Peluncuran perundingan FTA Indonesia-EAEU merupakan momentum bersejarah untuk meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Zulkifli dalam keterangan resminya, Jumat (27/1/2023).

Baca Juga

Sebelumnya, perundingan IEAEU-FTA diluncurkan secara resmi oleh Menteri Perdagangan  RI dan Anggota Dewan Menteri Perdagangan EAEU pada 5 Desember 2022 lalu secara daring. Saat ini, kedua pihak masih menyusun draf kerangka acuan perundingan IEAEU-FTA. Perundingan putaran pertama direncanakan dilaksanakan pada kuartal I 2023, yaitu pada Maret/April tahun ini dan ditargetkan dapat diselesaikan dalam waktu dua tahun.

Beberapa cakupan isu perundingan dalam IEAEU-FTA meliputi perdagangan barang, aturan asal barang (rules of origin), pengamanan perdagangan (trade remedies) prosedur kepabeanan fasilitasi perdagangan (customs procedure and trade facilitation), sanitasi dan fitosanitasi, hak kekayaan intelektual, hambatan teknis untuk perdagangan, persaingan usaha, serta perdagangan digital.

Pada Jumat (27/1/2023), kedua menteri turut membahas Indonesia-EEC Joint Working Group. Zulkifli menyampaikan, Indonesia dan EEC memiliki Nota Kerja Sama untuk membentuk JWG sebagai forum diskusi tentang kerja sama teknis dalam rangka peningkatan perdagangan dan investasi.

“Indonesia menyambut baik berbagai inisiatif dalam rangka mengoptimalkan potensi hubungan ekonomi bilateral, sangat penting bagi kedua pihak untuk menyelesaikan perundingan secepatnya,” ujar Mendag.

Sebelumnya, nota kerja sama telah ditandatangani pada 17 Oktober 2019 di sela sela Trade Expo Indonesia. Nota kerja sama tersebut akan dijadikan landasan untuk memulai kerja sama teknis di berbagai bidang guna meningkatkan perdagangan dan investasi serta mengurangi hambatan di antara kedua pihak.

Menteri Integrasi dan Ekonomi Makro EEC, Sergei Glazyev mengungkapkan, meskipun hubungan perdagangan bilateral sudah cukup baik namun masih terdapat ruang untuk ditingkatkan.

“Perjanjian FTA dan diskusi kerja sama teknis di bawah nota kerja sama diharapkan dapat mendorong arus perdagangan dan investasi dua arah,” imbuhnya.

Pada periode Januari—November 2022, total perdagangan Indonesia dan EAEU mencapai 4,0 miliar dolar AS, naik 32,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara pada 2021, perdagangan kedua negara tercatat sebesar 3,33 miliar. Pada periode ini, ekspor Indonesia ke EAEU tercatat sebesar 1,52 miliar dolar AS sedangkan impor Indonesia dari EAEU tercatat sebesar 1,82 miliar dolar AS.

Ekspor utama Indonesia ke EAEU di antaranya minyak kelapa sawit, minyak kelapa kopra, karet alam balata, alas kaki kulit, serta margarin. Sementara impor Indonesia dari EAEU di antaranya pupuk mineral/kimia (kalium), produk setengah jadi besi baja, paduan fero, batu bara briket, dan pupuk mineral/kimia (nitrogen).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement