Jumat 27 Jan 2023 21:51 WIB

Peringati Imlek, PITI DIY dan Masjid Jogokariyan Menggelar Pengajian

Imlek merupakan tradisi orang Tionghoa

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Erdy Nasrul
Masjid Jogokaryan selenggarakan Imlek
Foto: Febrianto Adi Saputro
Masjid Jogokaryan selenggarakan Imlek

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) bersama panitia Masjid Jogokariyan menggelar silaturahmi dan pengajian memperingati tahun baru imlek di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Jumat (27/1) malam. Ketua DPW PITI DIY, Raehana Fatimah, mengatakan kegiatan tersebut bertujuan memperkenalkan keistimewaan agama Islam.

"Hari ini kami ingin memperingati hari raya Imleknitu dengan cara memperkenalkan bahwa agama Islam itu adalah indah, cinta damai, penuh kasih sayang, dan rahmatan lil alamin," kata Raehana, Jumat malam.

Raehana mengatakan pengajian tersebut bukan kali ini saja dilakukan. Sebelumnya pengajian serupa juga dilakukan di Masjid Syuhada dan Masjid Gedhe Kauman. 

"Berlanjut terus tiap tahun" ucapnya. 

Ketua Takmir Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir ASP, mengatakan Masjid Jogokariyan menaungi semua umat muslim dari berbagai ras. Ia mengatakan Allah SWT menciptakan manusia bermacam-macam suku dan bangsa dengan tujuan untuk saling mengenal.

"Jadi masjid sebagai Baitullah sebagai rumah Allah harus menaungi semua yang ingin menjadi orang yang bertaqwa," tuturnya. 

Jazir mengatakan, kerja sama antara Masjid Jogokariyan dan PITI sudah lama dilakukan. Salah satunya dalam penanggulangan bencana gempa dan erupsi Merapi.

"2006, 2010 kita sampai ke desa-desa memberi bantuan dari PITI seluruh Indonesia kebetulan kita yang punya relawan Masjid Jogokariyan," ujarnya.

Dalam ceramahnya, Jazir mengatakan bahwa imlek bukanlah agama, melainkan tradisi orang tionghia. Menurutnya tradisi imlek merupakan momentum orang tionghia untuk berkumpul, sama seperti tradisi mudik yang biasa dilakukan umat muslim di Indonesia pada saat Idul Fitri.

"Meskipun itu tidak ada syariatnya, tidak dituturkan oleh Rasulullah mudik, kumpul di hari raya Idul Fitri tapi itu sudah jadi budaya Islam di Indonesia dan di Asia Tenggara, mungkin di Malaysia. Tapi di Arab sana tidak ada hari raya Idul Fitri kumpul tidak ada. Jadi Imlek ini budaya bukan agama. Itu sudah ada kajian," ungkapnya. 

Acara pengajian diawali dengan Solat Isya berjamaah. Masjid Jogokariyan juga membagikan voucher sebesar Rp 10 ribu sebanyak 1500 voucher yang bisa ditukarkan di pasar malam yang ada di sekitar Masjid Jogokariyan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement