REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI angkat suara perihal tanda pagar (tagar) #KAIsedangtidakbaikbaiksaja yang ramai diperbincangkan di media sosial, Twitter. KAI saat ini masih mendalami perihal keluhan yang disuarakan warganet lewat tagar tersebut.
"Terkait postingan tersebut, akan kami pelajari lebih lanjut apa yang dipermasalahkan oleh akun-akun anonim tersebut," ujar Vice President (VP) Public Relations KAI Joni Martinus saat dihubungi Republika di Jakarta, Sabtu (28/1/2023).
Mengenai harga tiket komersial, ucap Joni, sifatnya fluktuatif menyesuaikan dengan permintaan dari pelanggan. Hal ini mengacu dalam Tarif Batas Bawah (TBB) dan Tarif Batas Atas (TBA) yang telah ditetapkan. Sementara untuk kereta yang mendapatkan subsidi melalui skema Public Service Obligation, tarifnya selalu tetap sesuai dengan tarif yang telah ditentukan oleh pemerintah.
"KAI tegaskan pelanggan tidak perlu khawatir karena sejauh ini operasional perjalanan KA berjalan dengan normal. KAI terus memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai ketentuan dari pemerintah," ucap Joni.
Untuk memberikan alternatif, lanjut Joni, KAI juga menjual tiket ke berbagai tujuan dalam berbagai kelas dan subkelas. Tujuannya agar pelanggan dapat memilih tarif yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya.
Joni menambahkan, KAI juga menyediakan Tarif Khusus dimana pelanggan dapat membeli tiket dengan tarif lebih murah khusus untuk rute dan KA-KA tertentu. Tiket dapat dibeli melalui aplikasi KAI Access atau loket stasiun maksimal dua jam sebelum keberangkatan.
"Dalam rangka untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan, KAI juga rutin menyediakan promo diskon tiket serta menyediakan Tarif Reduksi bagi lansia, balita, wartawan, dan berbagai instansi lainnya," kata Joni menambahkan.