Sabtu 28 Jan 2023 20:54 WIB

Jajal Kereta Panoramic, Menhub: Tak Perlu Jauh ke Luar Negeri

Kereta Api Panoramic mendapatkan antusiasme yang cukup besar dari masyarakat.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Suasana dalam Kereta Panorami, Sabtu (28/1/2023). Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, kereta ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan.
Foto: Republika/Nur Hasan Murtiaji
Suasana dalam Kereta Panorami, Sabtu (28/1/2023). Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, kereta ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjajal Kereta Panoramic, yang pertama kalinya ada di Indonesia pada Sabtu (28/1/2023). Kereta tersebut adalah sebuah kereta dengan spesifikasi khusus untuk menikmati panorama.

Sejumlah negara yang telah memiliki layanan Kereta Panoramic di antaranya yaitu Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Swiss.

Baca Juga

"Saat ini kita sudah punya kereta panoramic seperti yang ada di luar negeri. Jadi tidak usah jauh-jauh ke Swiss. Ini suatu inovasi yang baik dari PT KAI," ucap Budi.

Kereta Panoramic memiliki jendela dengan ukuran sangat besar di kedua sisinya dan atap kaca memanjang dari depan hingga belakang yang dapat dibuka tutup secara otomatis. "Ini memberikan sensasi yang berbeda karena bisa menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan," lanjut Budi.

Ia mengungkapkan, setelah diluncurkan pada Desember 2022 lalu, Kereta Api Panoramic mendapatkan antusiasme yang cukup besar dari masyarakat pengguna jasa kereta api. Menurutnya, kereta ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan.

"Saya kira jumlah kereta dan rutenya bisa ditambah ke depannya karena minat masyarakat yang tinggi terhadap kereta ini," kata Budi.

Kereta Panoramic diuji coba pada 24 Desember 2022, yang dirangkaikan pada perjalanan KA Taksaka Tambahan (Gambir-Yogyakarta pp). Selain memiliki jendela yang lebih besar, kereta ini juga dilengkapi kursi yang nyaman, toilet yang luas dan terdapat sensor otomatis, televisi, rak bagasi khusus, makanan, minuman, kudapan, dan selimut.

Dari masa percobaan operasi tersebut, ucap Budi, PT KAI mendapat sejumlah masukan dari pelanggan terkait langkah peningkatan layanan KA tersebut sehingga akhirnya diberhentikan sementara pengoperasiannya. Salah satu masukan dari pengguna yaitu pengurangan jumlah kursi penumpang di setiap gerbongnya dari sebelumnya 46 kursi menjadi 38 kursi saja supaya semua penumpang bisa memiliki pengalaman sama dalam menikmati perjalanan.

Sementara itu, untuk memastikan aspek keselamatan dari Kereta Panoramic, lanjut Budi, Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian (DJKA) telah melakukan serangkaian pengujian baik statis maupun dinamis. Pengujian yang dilakukan di antaranya yaitu pengujian dimensi, ruang batas sarana, berat, pengereman, keretakan, pembebanan, sirkulasi udara, suhu, kebisingan, intensitas cahaya dan kebocoran. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, dua unit Kereta Panoramic telah dinyatakan lulus pengujian.

Berdasarkan keterangan PT KAI, Kereta Panoramic direncanakan akan dioperasikan kembali pada akhir pekan Februari 2023. Kereta ini akan dirangkaikan pada KA Penumpang Argo Parahyangan (Gambir-Bandung pp) dan Argo Wilis (Bandung-Surabaya Gubeng pp).

Untuk tarif Argo Parahyangan Panoramic yaitu Rp 350 ribu dan Argo Wilis Panoramic Rp 1.120.000, dengan kapasitas kereta sebanyak 38 tempat duduk. Tiketnya dapat dipesan di aplikasi KAI Access, laman KAI, dan seluruh kanal penjualan resmi tiket KAI lainnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement