REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit gusi yang disebut periodontitis dapat menyebabkan berbagai masalah gigi, termasuk gusi berdarah dan gigi tanggal. Jantung, menurut para ahli dari Hiroshima University, mungkin terlibat dalam masalah yang jauh lebih serius.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada 31 Oktober di JACC: Clinical Electrophysiology, tim menemukan korelasi yang signifikan antara periodontitis dan fibrosis, jaringan parut pada atrium kiri jantung yang dapat menyebabkan detak jantung yang tidak teratur yang disebut fibrilasi atrium, dalam sampel 76 pasien dengan penyakit jantung.
"Periodontitis dikaitkan dengan peradangan yang berlangsung lama, dan peradangan memainkan peran kunci dalam perkembangan fibrosis atrium dan patogenesis fibrilasi atrium," kata penulis pertama Shunsuke Miyauchi, asisten profesor di Pusat Layanan Kesehatan Hiroshima University, seperti dilansir dari Times Now News, Ahad (29/1/2023).
"Kami berhipotesis bahwa periodontitis memperburuk fibrosis atrium. Studi histologis pelengkap atrium kiri ini bertujuan untuk memperjelas hubungan antara status periodontitis klinis dan derajat fibrosis atrium," jelas dia.
Apendiks atrium kiri diangkat melalui pembedahan dari pasien, dan para peneliti menganalisis jaringan untuk menentukan korelasi antara tingkat keparahan fibrosis atrium dan tingkat keparahan penyakit gusi. Mereka menemukan bahwa semakin parah periodontitis, semakin parah fibrosisnya, menunjukkan bahwa peradangan gusi dapat mengintensifkan peradangan dan penyakit di jantung.
"Studi ini memberikan bukti dasar bahwa periodontitis dapat memperburuk fibrosis atrium dan dapat menjadi faktor risiko baru yang dapat dimodifikasi untuk fibrilasi atrium," kata penulis koresponden Yukiko Nakano, profesor kedokteran kardiovaskular di Sekolah Pascasarjana Ilmu Biomedis dan Kesehatan Hiroshima University.
Menurut Nakano, selain memperbaiki faktor risiko lain seperti berat badan, tingkat aktivitas, merokok dan alkohol, perawatan periodontal dapat membantu manajemen fibrilasi atrium yang komprehensif. Namun, ia mengingatkan bahwa penelitian ini tidak menetapkan hubungan sebab akibat, yang berarti bahwa meskipun penyakit gusi dan tingkat keparahan fibrosis atrium tampaknya berhubungan, para peneliti belum menemukan bahwa yang satu secara definitif menyebabkan yang lain.
"Bukti lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan bahwa periodontitis berkontribusi pada fibrosis atrium dengan cara yang kausal dan bahwa perawatan periodontal dapat mengubah fibrosis," kata Nakano.
Salah satu tujuan studi, kata Nakano, adalah untuk mengonfirmasi bahwa periodontitis adalah faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk fibrilasi atrium dan untuk mempromosikan partisipasi dokter gigi dalam manajemen fibrilasi atrium yang komprehensif. Periodontitis adalah target yang mudah dimodifikasi dengan biaya yang lebih rendah di antara faktor risiko fibrilasi atrium yang diketahui.
"Dengan demikian, pencapaian rangkaian penelitian ini dapat membawa manfaat bagi banyak orang di seluruh dunia," kata Nakano.