Ahad 29 Jan 2023 23:39 WIB

Keindahan Doa Nabi Yunus

Nabi Yunus berdoa kepada Allah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Keindahan Doa Nabi Yunus. Foto:  Berdoa (Ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Keindahan Doa Nabi Yunus. Foto: Berdoa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Doa dan munajat Nabi Yunus AS disebut ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi adalah salah satu munajat paling agung dan paling indah, serta salah satu sarana paling ampuh agar doa dikabulkan oleh Allah Swt.

Dalam karyanya yang berjudul Al-Lama'at, Said Nursi mengisahkan bahwa Nabi Yunus dilemparkan ke laut, lalu ditelan oleh ikan besar, kemudian ditimpa oleh ombak yang deras, dan diselimuti oleh malam yang pekat. 

Baca Juga

Nabi Yunus pun panik dan ketakutan. Tertutuplah baginya pintu harapan, sehingga dengan merendahkan diri beliau melantunkan munajat yang lembut memelas kasih:

 لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ

Maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku  termasuk orang-orang yang zalim.” (QS Al-anbiya [21]: 87)

Menurut Nursi, munajat inilah yang menjadi sarana keselamatan dan terbebasnya Nabi Yunus dari kondisi yang dialaminya. Rahasia agung dari munajat ini adalah bahwa dalam suasana yang mencekam dan menakutkan itu, sebab-sebab materi sepenuhnya runtuh sehingga sebab-sebab itu tidak dapat mengubah apa pun dan tak dapat memberi pengaruh apa pun. 

Hal itu karena sosok yang dapat menyelamatkan beliau dari kondisi tersebut hanyalah yang memiliki kekuasaan terhadap ikan besar, lautan, malam, dan angkasa. Sebab, baik ikan besar, malam yang gelap gulita, maupun lautan yang ganas telah “sepakat untuk menyerang” beliau. 

Dengan demikian, menurut Nursi, tidak ada satu sebab pun yang dapat menyelamatkan Nabi Yunus, tak ada seorang pun yang dapat mengakhiri penderitaan beliau, dan tak ada sesuatu pun yang dapat mengantarkannya menuju pantai keselamatan dengan aman, kecuali Dzat yang memegang kendali malam dan ikan besar berikut lautannya, serta Dzat yang mampu menundukkan segala sesuatu dengan perintah-Nya. 

"Kalaupun dalam suasana yang mencekam dan menakutkan tersebut semua makhluk membantu Nabi Yunus dan siap mematuhi beliau, maka hal itu tidak akan memberi manfaat apa pun baginya," jelas Nursi.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement