Senin 30 Jan 2023 07:00 WIB

Tujuh Keutamaan Sholat Sunnah

Sholat sunnah memiliki keutamaan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Tujuh Keutamaan Sholat Sunnah. Foto: Sholat. Ilustrasi
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Tujuh Keutamaan Sholat Sunnah. Foto: Sholat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tidak semua orang dapat secara konsisten (istiqomah) dalam menjalankan ibadah sholat sunnah. Untuk itu perlu diketahui lebih jauh beberapa keutamaan mendirikan sholat sunnah.

Baca Juga

Dalam buku Klasifikasi Sholat Sunnah dan Keutamaannya karya Muhammad Ajib dijelaskan, dengan mengetahui keutamaan bagi yang mendirikan sholat sunnah maka diharapkan seseorang dapat menjadi semangat dan tergerak hatinya dalam menjalankan ibadah sunnah secara istiqomah.

Imam Nawawi bahkan menjelaskan pentingnya sholat sunnah. Beliau berkata bahwa sudah semestinya bagi umat Muslim untuk senantiasa menjaga dan memperbanyak sholat-sholat sunnah.

Berikut beberapa fadhilah (keutamaan) dalam melaksanakan ibadah sholat sunnah:

Pertama, menutupi kekurangan sholat fardhu. Sholat Fardhu lima kali sehari bisa jadi kita lakukan dengan kurang sempurna, bisa karena tidak khusyuk dan lain sebagainya. Untuk menutupi kekurangan itu, maka dengan mengerjakan sholat sunnah rawatib maka insya Allah sholat fardhu akan tertupi kekurangannya.

Namun yang perlu digarisbawahi adalah, sholat sunnah ini hanya bisa menutupi kekurangan sholat fardhu, bukan menutupi kekurangan seperti sholat yang batal atau tidak sah dalam sholat fardhu yang tertinggal bertahun-tahun lamanya.

Kedua, ibadah sunnah paling afdhal. Ibadah sholat lebih afdhal atau lebih utama dari ibadah puasa. Para ulama mengatakan bahwa sholat sunnah memang lebih afdhal, Imam Ibnu Hajar misalnya pernah meyebut bahwa ibadah badaniyah yang lebih afdhal setelah syahadat adalah sholat. Sholat fardhu itu lebih afdhal dari ibadah ibadah fardhu lainnya, dan sholat sunnah itu lebih afdhal dari ibadah sunnah lainnya.

Ketiga, bisa menemani Nabi di surga. Dahulu ada seroang sahabat Nabi bernama Rabiah bin Ka’ab AlAslamiy yang hendak masuk surga dan menemani Nabi di sana, lalu Rasulullah pun memerintahkannya untuk memperbanyak sholat sunnah. Dengan memperbanyak sholat sunnah niscaya Allah akan mengabulkan keinginannya.

Keempat, dosanya berguguran ketika rukuk dan sujud. Ketika seseorang sedang sholat fardhu maupun sholat sunnah ternyata dosa-dosanya semua berguguran. Maka semakin banyak seorang Muslim itu mendirikan sholat, maka dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Nabi dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi.

Nabi berkata: “Sesungguhnya seorang hamba jika sedang sholat maka didatangkan semua dosa-dosanya dan diletakkan di atas kepalanya atau pundaknya. Maka ketika ia rukuk atau sujud, maka dosa-dosanya itu akan berguguran dari dirinya,”.

Kelima, dicintai oleh Allah SWT. Orang yang rajin menjalankan ibadah sunnah maka dia termasuk hamba Allah yang sangat dicintai-Nya. Maka ‘berhati-hatilah’ terhadap orang yang rajin menjalankan ibadah sunnah, sebab orang-orang semacam inilah yang dicintai Allah dan dilindungi.

Keenam, doanya mustajab. Salah satu keutamaan orang yang senantiasa menjalankan sholat sunnah adalah doa-doanya mustajab atau dikabulkan Allah. Dari Aisyah, Nabi berkata: sesungguhnya Allah berfirman: ‘Siapa yang menghina wali-Ku maka akan Aku perangi. Tidaklah seorang hamba bertaqarrub kepadaku dengan apa yang aku wajibkan kepadanya. Dan seorang hamba senantiasa bertaqarrub kepadaku dengan amalan sunnah sampai Aku mencintainya. (Maka) jika dia meminta kepadaku, akan Aku beri. Jika dia berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan,’. Hadits ini merupakan hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad.

Ketujuh, derajatnya diangkat di sisi Allah SWT. Kedudukan orang yang rajin mendirikan ibadah sholat sunnah sangatlah mulia di sisi Allah. Dia dimuliakan di dunia dan juga dimuliakan di akhirat.

Nabi berkata: “Perbanyaklah sujud kepada Allah, sesungguhnya jika engkau sujud satu kali saja maka Allah akan mengangkat derajatmu dan Allah akan menghapuskan kesalahanmu,”. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement