Senin 30 Jan 2023 18:27 WIB

Gara-Gara IKN, Orang Berbondong Migrasi ke Kalimantan

Angka migrasi seumur hidup ke Kalimantan meningkat tiga kali lipat dalam lima dekade

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Suasana pelabuhan peti kemas Kaltim Kariangau Terminal, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (8/10/2022). Pelabuhan tersebut menambah sejumlah peralatan seperti dua unit rubber-tyre gantry (RTG) crane untuk menghadapi lonjakan pekerjaan bongkar muat logistik dan material konstruksi menjelang dimulainya pembangunan fisik Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Suasana pelabuhan peti kemas Kaltim Kariangau Terminal, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (8/10/2022). Pelabuhan tersebut menambah sejumlah peralatan seperti dua unit rubber-tyre gantry (RTG) crane untuk menghadapi lonjakan pekerjaan bongkar muat logistik dan material konstruksi menjelang dimulainya pembangunan fisik Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja meluncurkan Long Form Sensus Penduduk 2020. Hasilnya menunjukkan, angka migrasi seumur hidup ke Kalimantan meningkat tiga kali lipat dalam lima dekade terakhir.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono menjelaskan, naiknya jumlah migrasi ke pulau selain Jawa terjadi karena berkembangnya sektor industri. Di Kalimantan misalnya, terdapat sektor perkebunan dan pertambangan.

Baca Juga

"Di Kalimantan ini kan pertama ada banyak perkebunan, pertambangan juga banyak di sana,” ujar Ateng kepada wartawan saat ditemui di Menara Danareksa di Jakarta, Senin (30/1/2023).

Banyaknya orang yang migrasi ke Kalimantan, lanjut dia, juga karena adanya rencana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan atau Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Jadi otomatis di satu wilayah itu ada gula, nanti mereka akan ada di sana, migrasi ke sana,” katanya.

Dia mencontohkan migrasi penduduk yang terjadi di Batam. Saat Batam menjadi kawasan otorita, generasi muda berbondong-bondong pindah ke sana. Dirinya melanjutkan, tren migrasi ke pulau Jawa yang kini masih mendominasi kemungkinan akan melambat.

“Migrasi ke jawa melambat, artinya kalau dibandingkan ke Kalimantan ini akan melambat,” jelas dia.

Masih dari laporan yang sama, angka migrasi seumur hidup antarprovinsi sebesar 9,83 persen. Angka itu menunjukkan, sekitar satu dari 10 penduduk Indonesia bertempat tinggal di provinsi berbeda dengan tempat lahirnya.

Sedangkan angka migrasi risen antarprovinsi tercatat sebesar 1,80 persen. Ini menggambarkan setidaknya dua orang dari tiap 100 penduduk Indonesia saat ini tinggal di provinsi yang berbeda dengan provinsi tempat tinggal lima tahun sebelumnya.

Angka migrasi internasional hasil Long Form Survei Pendudui 2020 menunjukkan, pada periode 2017 sampai 2022, lebih banyak penduduk yang bermigrasi ke luar negeri dari pada yang berpindah ke dalam negeri. Setiap tahunnya sebanyak 43 orang per 100 ribu penduduk berpindah ke luar negeri, sementara sebanyak 32 orang per 100 ribu  penduduk berpindah ke Indonesia

Tiga provinsi dengan angka migrasi seumur hidup tertinggi adalah Kepulauan Riau (40,55 persen), Kalimantan Timur (29,52 persen), dan Kalimantan Utara (28,60 persen). Hal ini menunjukkan, migrasi berkontribusi positif terhadap pertumbuhan penduduk di ketiga provinsi tersebut.

Meski sudah terjadi pergesaran pola migrasi dan terjadi pelambatan migrasi ke Jawa, Ateng menyampaikan Jawa masih menjadi rumah utama bagi 56 persen penduduk Indonesia. Hal itu juga yang menyebabkan Jawa menjadi pulau terpadat di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement