Banjir dan Rob Masih Jadi ‘PR’ Wali Kota Semarang yang Baru
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Seorang warga menembus jalan yang terendam banjir di Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang, Jawa Tengah. | Foto: ANTARA/Aji Styawan
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sejumlah ‘pekerjaan rumah’ telah menanti Hevearita Gunaryanti Rahayu, usai dilantik sebagai wali kota Semarang. Antara lain terkait dengan program Kota Semarang dalam menekan stunting.
Di luar upaya menekan angka stunting, banjir dan rob juga masih menjadi persoalan yang harus menjadi perhatian wali kota Semarang. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminudin mengatakan, setelah dilantik sebagai wali kota Semarang, ‘Mbak Ita’ sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu, memiliki sejumlah tugas yang harus dituntaskan sebelum 2024.
“Tentunya pemberantasan stunting masih menjadi pekerjaan yang harus segera dilaksanakan saat ini,” tegasnya, di Semarang, Senin (30/1/2023).
Di luar stunting, Iswar juga menyampaikan Pemkot Semarang kini memiliki sejumlah pekerjaan yang harus dilakukan secepatnya. Yang pasti terkait dengan penanganan banjir di wilayah Ibu Kota Provinsi Jateng ini.
Wali kota Semarang, perlu memfokuskan penanganan pembuatan tanggul laut di Tambaklorok Semarang Utara. Untuk penanganan banjir dan rob telah dilakukan dengan pembebasan lahan di Tambaklorok.
“Pada saat yang sama, kami juga sedang menangani banjir di kawasan Mangkang dengan pembebasan lahan di wilayah Kali Babon,” tambah sekda.
Iswar juga menyampaikan, dengan dilantiknya Hevearita sebagai wali kota Semarang menggantikan Hendrar Prihadi, tidak akan mengubah visi misi pembangunan Pemerintah Kota Semarang yang telah diusung.
Karena sebelumnya telah berpasangan dengan Hendrar Prihadi sebagai kepala daerah yang diusung PDIP. “Jadi, secara visi misi tentu tidak akan berubah dalam membangun Kota Semarang,” tegasnya.