Viralkan Video Penculikan Anak, Kepala Sekolah Dipanggil Polisi
Red: Yusuf Assidiq
Anak bermain di kawasan Tempat Pemakaman Umum. Berdasarkan Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) mencatat sepanjang 2022 terdapat 28 kasus laporan penculikan anak sehingga pemerintah mengimbau orang tua untuk mengawasi anak saat beraktivitas di luar ruangan, serta mengajak Aparat Penegak Hukum untuk memastikan upaya terhadap perlindungan anak. | Foto: Republika/Thoudy Badai
REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG -- Aparat kepolisian di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, memanggil salah seorang kepala sekolah yang diketahui memviralkan kabar penculikan anak melalui pengakuan seorang siswa di sekolah itu.
Menurut Kasi Humas Polres Sampang Ipda Sujianto, kepala sekolah yang dipanggil adalah Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Darma Camplong III. "Pemanggilan terkait video pengakuan penculikan oleh salah seorang siswa di sekolah itu," katanya.
Sujianto menuturkan dalam beberapa hari terakhir ini beredar video pengakuan siswa SDN Darma Camplong III. Video yang direkam oleh kepala sekolah itu menjadi viral dan meresahkan para orang tua di Sampang karena menganggap penculikan anak benar-benar terjadi di daerah itu.
"Berdasarkan video yang beredar itu, Polres Sampang langsung menginstruksikan Polsek Camplong untuk menelusuri kebenaran kabar tersebut," ujar dia.
Polisi mendatangi langsung rumah siswa di Camplong dan meminta penjelasan kepada sejumlah guru serta kepala sekolah. Hasil konfirmasi petugas menyebutkan siswa itu mengaku hendak diculik oleh seseorang dan dia berhasil kabur karena terlambat datang ke sekolah.
"Oleh kepala sekolah, pengakuan anak tersebut direkam dan akhirnya viral di media sosial, terutama pada aplikasi WhatsApp," kata Sujianto.
Kepala SDN Darma Camplong III Jamali mengaku rekaman video tentang pengakuan siswanya itu sebenarnya untuk kepentingan internal sekolah agar para orang tua siswa dan guru di sekolah itu meningkatkan kewaspadaan.
"Saya tidak tahu kenapa video tentang pengakuan siswa itu malah beredar luas dan menjadi viral," jelasnya.
Untuk itu, dia meminta maaf kepada polisi dan masyarakat atas viralnya video itu dan mengklarifikasi bahwa kasus penculikan anak di Sampang tidak ada. Pengakuan yang disampaikan oleh siswanya itu juga tidak benar.