Ahad 05 Feb 2023 13:53 WIB

PBB Nilai Kebijakan Israel Bisa Picu Kekerasan 

Mempermudah warga Israel memiliki senjata akan memicu kekerasan. 

Red: Ferry kisihandi
Seorang pelayat menangis saat pemakaman Abdullah Qalalweh, 25 tahun, saat pemakamannya di desa Tepi Barat Jadeedah, dekat Jenin, Sabtu, 4 Februari 2023. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pasukan Israel menembak dan membunuh Qalalweh pada Jumat di sebuah pos pemeriksaan di Tepi Barat yang diduduki, pertumpahan darah terbaru dalam gejolak Israel-Palestina.
Foto: AP/Nasser Nasser
Seorang pelayat menangis saat pemakaman Abdullah Qalalweh, 25 tahun, saat pemakamannya di desa Tepi Barat Jadeedah, dekat Jenin, Sabtu, 4 Februari 2023. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pasukan Israel menembak dan membunuh Qalalweh pada Jumat di sebuah pos pemeriksaan di Tepi Barat yang diduduki, pertumpahan darah terbaru dalam gejolak Israel-Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak agar lingkaran kekerasan antara Palestina-Israel segera dihentikan. Komisioner Tinggi PBB untuk HAM Volker Turk mengingatkan, langkah Israel saat ini, bakal memicu lebih banyak kekerasan dan aksi berdarah.

Israel akan mempermudah warganya memperoleh izin memiliki senjata. Sikap ini merespons serangan di sinagoge belum lama ini. Penembakan tersebut, muncul menyusul serangan Israel di kamp pengungsian warga Palestina di Jenin. 

‘’Saya takut langkah terkini yang diambil Pemerintah Isael hanya akan memicu kekerasan lagi. Khususnya keputusan mereka mempermudah warga mendapatkan izin memiliki senjata,’’ ujar Turk seperti dilansir  Arab News, Sabtu (4/2/2023).

Dalam pernyataan yang disampaikan di Jenewa, Swiss itu, Turk menambahkan, kebijakan tersebut yang disertai retorika kebencian lagi-lagi hanya mengantarkan kepada kekerasan dan aksi berdarah. Lebih baik meninggalkan kebijakan terdahulu yang jelas gagal.