REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Harapan Xiaomi untuk merahasiakan mobil listrik pertamanya hingga hari peluncurannya sudah pupus. Peristiwa ini berawal saat ada bocoran gambar bumper depan dan belakang mobil, yang dengan cepat direspons Xiaomi dengan mengakuinya sebagai prototipe awal.
Dilansir Arena EV pada Selasa (7/2/2023), prototipe itu adalah bagian dari proses penawaran yang tampaknya dimenangkan oleh perusahaan bernama BAIC dan bisnis pencetakan plastiknya.
Xiaomi dengan cepat berkomentar bahwa itu asli, tetapi bukan barang final. Kini, desain mobilnya telah banyak berubah sejak itu. Ceritanya masuk akal dan sepertinya Xiaomi bisa memberi selamat pada dirinya sendiri atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik untuk menghindari bencana kebocoran EV pertamanya sebelum debut resminya.
Sayangnya, kebocoran tidak berhenti di situ. Dalam beberapa hari, ada cerita lain di mana kami menunjukkan Xiaomi MS11 dengan gambar penuh. Gambar yang bocor terlihat sangat mirip dengan materi pemasaran dan menampilkan desain bumper yang seharusnya menjadi prototipe awal.
Itu bisa berarti dua hal, foto mobil itu hanya proposal pemasaran dan sekali lagi menunjukkan prototipe awal hanya untuk referensi. Namun, ceritanya menjadi sangat melebar, bahkan Xiaomi menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal apakah MS11 sebenarnya adalah mobil listrik pertama dari perusahaan.
Kebungkaman Xiaomi itu tidak berlangsung lama. Menurut Reuters, CEO Xiaomi, Lei Jun mengunggah bahwa perusahaan telah mengeluarkan permintaan pembayaran penalti kepada pemasok yang membocorkan gambar tersebut di laman media sosial Weibo. Tuntutan sebesar 1 juta yuan Tiongkok (sekitar Rp 2,2 miliar), dan disertai dengan tuntutan agar pemasok memperkuat langkah-langkah keamanan dan kerahasiaannya.
Meski tidak menyebut BAIC dalam catatan itu, informasi sebelumnya memang mengonfirmasi bahwa gambar bumper yang bocor adalah bagian dari pengajuan penawaran BAIC. Xiaomi mungkin kecewa tetapi sekarang sudah terlambat, karena perusahaan serius menegakkan kerahasiaan desainnya. Jika pemasok memang BAIC, denda itu tidak akan berpengaruh sedikit pun pada keuangannya.
Xiaomi berencana memproduksi sebanyak 300 ribu kendaraan di pabrik barunya, yang akan beroperasi pada tahun ini. Kapasitas produksi penuh diperkirakan akan tercapai pada tahun depan, tetapi untuk mewujudkannya, Xiaomi harus bergantung pada pemasok.
Perusahaan tidak dapat mengambil risiko sekarang berselisih dengan BAIC karena gambar yang bocor, sehingga skenario terburuknya adalah pemutusan kontrak sepenuhnya. Mencari pemasok baru dapat membuat Xiaomi terlambat dari jadwal selama berbulan-bulan. Xiaomi memilih untuk mengalihdayakan banyak komponen untuk MS11 yang akan datang demi mempercepat proses menghadirkan mobil listrik pertamanya ke pasar.