Selasa 07 Feb 2023 15:17 WIB

Separatis Papua Ogah Lepas Sandera Pilot Susi Air Asal Selandia Baru, Kecuali Merdeka

Separatis Papua tak menjamin keselamatan pilot Susi Air asal Selandia Baru.

Rep: Bambang Noroyono/Flori/ Red: Teguh Firmansyah
Pesawat Susi Air dibakar KST Papua di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (7/2/2023)..
Foto: Istimewa
Pesawat Susi Air dibakar KST Papua di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (7/2/2023)..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua mengonfirmasi telah menyandera pilot Susi Air Asal Selandia Baru. Hal itu dilakukan setelah para separatis membakar pesawat yang hendak mengangkut petugas puskesmas itu. 

Juru Bicara OPM Sebby Sambom mengaku tak menjamin keselamatan pilot yang dalam penyanderaan itu. Sebab,  Sebby, dalam tuntutan KKB menyatakan, tak akan melepas pilot pesawat tersebut, sampai tujuan kemerdekaan Papua diakui oleh Indonesia. 

Baca Juga

“Kami TPNPB Kodap III Ndugama, Derakma, tidak akan pernah kasih kembali atau kasih lepas pilot yang kami sandera ini. Kecuali NKRI mengakui, dan lepaskan Papua dari negara kolonialnya,” begitu kata Sebby dalam siaran pers ke wartawan, Selasa (7/2/2022).  

Tuntutan lainnya, kata Sebby, juga meminta pemerintah Indonesia, menghapus zona terbang masuk dan keluar di seluruh wilayah Nduga. Selain itu, meminta pemerintah Indonesia untuk membubarkan pemerintahan daerah Indonesia di Nduga.

Pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK BVY diduga dibakar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sesaat usai mendarat di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan Tengah, Selasa (7/2/2023) pagi.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengatakan, dugaan penyebab terjadinya pembakaran itu karena sebelumnya pekerja puskesmas setempat mendapatkan ancaman."Ada pengancaman terhadap pekerja puskesmas," kata Fakhiri kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa.

Fakhiri menjelaskan, usai adanya ancaman tersebut, pihaknya pun berupaya untuk mengevakuasi para pekerja puskesmas dengan pesawat Susi Air. Namun, pesawat itu justru dibakar oleh KKB. "Kita berusaha untuk evakuasi. Namun, kemarin pesawat yang kita kirim tadi pagi ya dibakar," ujar dia.

Meski demikian, Fakhiri belum dapat memerinci mengenai kondisi maupun jumlah korban dalam insiden ini. Dia menyebut, kepolisian masih melakukan penyelidikan. "Masih kita dalami. Tim masih di sana," ucap Fakhiri menjelaskan.

Secara terpisah, Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Kav Herman Taryaman mengatakan, TNI menerima informasi awal adanya asap yang mengepul di air strip Bandara Paro. Asap itu berasal dari pesawat Susi Air yang diduga dibakar KKB.

"Dalam keadaan terbakar dan GPS pesawat dibawa lari yang diduga dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) pimpinan Egianus Kogoya menuju hutan,\" jelas Herman.

Ia mengungkapkan, pesawat itu mendarat di Bandara Paro sekitar pukul 06.15 WIT dengan rute Timika-Paro-Timika. Pesawat tersebut disebutkan membawa lima penumpang, dan satu pilot, yakni Kapten Philips "Kondisi terakhir pesawat, pilot dan penumpang masih dicari informasi lebih lanjut. Mohon doanya semua dalam keadaan selamat," tambah Herman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement