REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Mantan bintang Barcelona, Romario de Souza Faria, memilih starting XI terbaik Barca dari berbagai generasi. Ini lebih khusus bagi para jugador yang mentas di era 1990-an dan 2011.
Romario lebih banyak memasang nama-nama dari generasinya. Sesuatu yang lumrah karena murni subyektivitas. Namun tentu saja ada pro-kontra.
Satu hal yang menimbulkan perdebatan yakni ia lebih memilih dirinya ketimbang Lionel Messi di tim impian Blaugrana tersebut. Berikut susunan lengkapnya. Dari posisi kiper ia memasang Andoni Zubizarretta. Tak ada nama Vicktor Valdes di sana.
Kemudian di sektor gelandang bertahan, Romario lebih memilih Pep Guardiola ketimbang Sergio Busquets. Di area palang pintu, pria Brasil itu memasang Ronald Koeman. Gerrard Pique tak masuk hitungan.
Lalu Miguel Angel Nadal di depan Javier Mascherano. Di posisi bek kiri, Romario memilih Sergi ketimbang Eric Abidal. Lalu di area penyerang tengah, ia memasang Hristo Stoichkov. Tak ada sosok David Villa di sana.
Kemudian di sektor penyerang sayap, Romario memilih Txiki Begiristain ketimbang Pedro. Masih ada satu slot di lini depan. Kendati Messi dinilai sebagai pemain terbesar Barcelona, Romario berpandangan lain. Dalam hal ini, ia merasa lebih layak berada di tim impian tersebut, ketimbang La Pulga.
"Kami pemain yang berbeda. Di posisinya dia lebih baik. Tapi di posisi saya, saya lebih baik," kata tokoh yang kini berusia 57 tahun, dikutip dari barcablaugranes.com, Selasa (7/2/2023).
Pada intinya, tim impian tersebut didominasi pesepak bola 1990-an. Hanya tiga pemain Barcelona edisi 2011 yang dimasukkan. Romario memasang Dani Alves di depan Albert Ferrer. Kemudian ia memilih Xavi dan Andres Iniesta ketimbang Guillermo Amor serta Jose Mari Bakero.
Barca era 1990-an dilatih oleh Johan Cryuff. Saat itu Barca memenangkan La Liga Spanyol empat musim beruntun, dan meraih mahkota Liga Champions pertama kalinya. Lalu raksasa Katalan edisi 2011 dianggap sebagai tim terbaik yang pernah ada dalam sejarah sepak bola.
Pada masa itu, Barcelona menjuarai semua kompetisi dengan permainan atraktif. Tak ada lawan sepadan. Messi menjadi salah satu tumpuan raksasa Katalan besutan Guardiola tersebut.