Rabu 08 Feb 2023 07:55 WIB

Buntut Pembakaran Pesawat Susi Air, Lapangan Terbang Paro Papua Ditutup Sementara

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti keberadaan pilot dan penumpang pesawat.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Agus raharjo
Pesawat Susi Air dibakar KST Papua di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (7/2/2023)..
Foto: Istimewa
Pesawat Susi Air dibakar KST Papua di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (7/2/2023)..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan saat ini Lapangan Terbang (Lapter) Paro, Papua, ditutup sementara. Hal itu menyusul dibakarnya pesawat Susi Air oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, pada Selasa (7/2/2023).

“Lapter Paro masih ditutup sementara, mengingat posisi pesawat yang rusak berada ditengah-tengah lapangan terbang sehingga tidak memungkinkan operasional penerbangan ke atau dari Paro,” kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (7/2/2023) malam.

Baca Juga

Adita mengatakan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub melalui Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke terus melakukan koordinasi. Selain itu juga dan memonitor perkembangan kasus penyerangan Pesawat Susi Air nomor registrasi PK-BVY yang terjadi di Lapangan Terbang Paro, Papua.

“Hingga saat ini, belum diketahui pasti keberadaan pilot dan penumpang pesawat,” tutur Adira.

Sebelumnya, KKB Papua mengeklaim bertanggung jawab atas pembakaran pesawat Susi Air tersebut. Kelompok separatisme Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu juga mengeklaim melakukan penyanderaan terhadap pilot asal Selandia Baru yang membawa armada udara dari Mimika ke Bandara Paro di pegunungan tersebut.

Juru bicara OPM, Sebby Sambom mengatakan, aksi pembakaran pesawat tersebut dilakukan oleh Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Egianus Kogoya. “Pembakaran pesawat ini telah dilakukan dengan alasan yang masuk akal,” kata Sebby dalam siaran pers KKB yang diterima wartawan di Jakarta, Selasa (7/2/2023).

Menurut KKB pesawat Susi Air itu terbang dari Mimika ke Distrik Paro, di Nduga. Pesawat dengan pilot warga negara asing itu, tiba sekitar pukul 06.26 waktu setempat.

Sebby mengatakan pesawat tersebut masuk dalam daerah peperangan dan Daerah Pertahanan III KKB Derakma Ndugama. Pemimpin peperangan di wilayah tersebut adalah Bridgen Egianus Kogoya.

“Dan dilaporkan bahwa pilotnya sudah kami sandera dan kami sedang bawa keluar,” ucap Sebby.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement