Kamis 09 Feb 2023 13:14 WIB

Dana Kelolaan Reksa Dana Diprediksi Bakal Tembus Rp 1.000 Triliun

Industri reksa dana di pasar modal diyakini akan tumbuh pesat.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Mirae Asset Sekuritas. PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis dana kelolaan industri reksa dana dapat tumbuh menjadi Rp 1.000 triliun dalam tiga tahun ke depan, bahkan lebih cepat lagi.
Foto: Mirae Asset Sekuritas
Mirae Asset Sekuritas. PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis dana kelolaan industri reksa dana dapat tumbuh menjadi Rp 1.000 triliun dalam tiga tahun ke depan, bahkan lebih cepat lagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri reksa dana di pasar modal diyakini akan tumbuh pesat. PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis dana kelolaan industri reksa dana dapat tumbuh menjadi Rp 1.000 triliun dalam tiga tahun ke depan, bahkan lebih cepat lagi.

Head of Wealth Management Mirae Asset, M Arief Maulana mengatakan, ada dua faktor utama pendorong pertumbuhan industri reksa dana. Pertama adalah inovasi teknologi informasi dari pelaku pasar modal dengan bertumbuhnya industri fintech dan kedua yakni kondisi masyarakat yang semakin melek teknologi selepas pandemi.

Baca Juga

“Dengan inovasi TI, kami meyakini target industri reksa dana Rp 1.000 triliun pada 2027 akan mudah tercapai, bahkan bisa lebih cepat lagi,” ujar Arief dalam Media Day by Mirae Asset, Kamis (7/2/2023).

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan dana kelolaan industri reksa dana pada tahun lalu tercatat Rp 504 triliun. Dana tersebut berasal dari 2.120 produk reksa dana yang dikelola 96 manajer investasi sejak reksadana pertama di Indonesia terbit pada 1995. OJK menargetkan dana kelolaan itu tumbuh menjadi Rp 1.000 triliun pada 2027.

Menurut Arif, salah satu pendukung pertumbuhan industri reksa dana adalah agen penjual. Arief menambahkan Mirae Asset optimistis asset under administration (AUA) reksa dananya tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan industri yang mencatatkan pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) 10 persen dalam 10 tahun terakhir. 

Tahun lalu, AUA Mirae Asset tumbuh 100 persen dari Rp 500 miliar menjadi Rp 1 triliun. “Tahun ini kami optimistis pertumbuhan AUA dapat dua kali lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan industri mengingat dana kelolaan industri reksa dana justru turun tahun lalu didukung dua keunggulan, yaitu segmen ritel dan inovasi digital Mirae Asset,” kata Arif.

Dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, dia juga menyarankan investor untuk menggunakan strategi alokasi aset (asset allocation) menghadapi masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan, baik nasabah retail maupun korporasi.

Salah satu tujuan menggunakan strategi asset allocation adalah membagi investasi ke dalam beberapa instrumen yang berbeda sehingga mendapatkan manfaat diversifikasi risiko yang lebih baik. Salah satu instrumen yang lebih stabil ketika ekonomi global sedang berada pada tren pengetatan kebijakan moneter adalah reksa dana pasar uang.

Arief mengatakan, keunggulan reksa dana pasar uang dibanding instrumen pasar uang lain adalah adanya insentif pajak, tidak ada fee beli-jual, portofolio yang terdiversifikasi, likuid karena penarikan dana bisa setiap waktu, dan nilai minimal investasi yang rendah. Di dalam reksa dana pasar uang, ada instrumen tabungan, deposito, dan efek utang bertenor kurang dari satu tahun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement