REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Wakil Ketua PWNU Jawa Timur K.H. Abdussalam Shohib, takziah ke rumah nahdliyin yang juga kader IPNU Jombang yang meninggal dunia ketika menghadiri perayaan Harlah 1 Abad NU di Sidoarjo, Imam Suhrowardi.
"Kami datang untuk memberikan supportatau dukungan kepada keluarga agar tetap tabah dan bersemangat. Insya Allah kepergian almarhum husnul khatimah," kata K.H. Abdussalam Shohib yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Maarif, Denanyar, Kabupaten Jombang saat di rumah duka, Dusun Mojogeneng, Desa Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Kamis (10/2/2023).
Ketua Panitia Peringatan 100 Tahun NU, PWNU Jatim itu mengakui dirinya sengaja datang menemui keluarga almarhum Imam Suhrowardi begitu mendapat informasi meninggalnya Ardi (Imam Suhrowardi). Ia ditemui oleh ayah almarhum, Mustain.
Dirinya juga memberikan apresiasi bahwa almarhum sosok anak muda yang begitu cintanya kepada NU serta para ulama-kiai. Kendati dalam kondisi badan kurang sehat sekalipun, almarhum tetap bersemangat untuk hadir di resepsi puncak Satu Abad NU.
Ia juga meminta untuk diantarkan ke makam Ardi sekaligus makam istri Mustain, ibu almarhum yang juga sudah meninggal terlebih dahulu. Lokasinya berjarak 1 kilometer dari kampung.
Di makam itu Gus Salam, sapaan akrabnya membacakan doa dan tahlil untuk almarhum Ardi dan istri Mustain, yakni Nanik Rahmawatiningsih yang juga sudah meninggal terlebih dahulu.
Sementara itu, Mustain, ayah almarhum sempat kaget. Dirinya tidak menyangka jika K.H. Abdussalam Shohib akan datang ke rumahnya.
"Masya Allah, terima kasih banyak kedatangannya. Mohon doanya semoga Ardi (Imam Suhrowardi) husnul khatimah," kata Mustain saat menerima Gus Salam.
Mustain mengatakan almarhum adalah anak keduanya. Almarhum sebetulnya hendak berangkat ke Sidoarjo bersama rombongan dari kampungnya dengan naik elf.
Namun, kendaraan itu ternyata sudah penuh. Anaknya itu juga sempat bicara jika tidak enak badan, namun tetap meminta izin untuk berangkat ke Sidoarjo.
Saat itu, sebenarnya ia ingin ikut ke Sidoarjo juga, namun karena di rumah tidak ada yang jaga, akhirnya niatan itu diurungkannya.
Anaknya, Ardi berangkat ke Sidoarjo, Senin (6/2) setelah Salat Isya, sekitar pukul 20.10 WIB dengan berboncengan motor bersama saudaranya.
Hingga kemudian, ia mendapatkan kabar anaknya meninggal dunia di Sidoarjo pada Selasa(7/9). Ia awalnya kaget, namun berbesar hati menerima takdir tersebut.
"Memang, Ardi punya iwayat penyakit jantung. Ibunya juga sudah meninggal dunia terlebih dahulu," kata Mustain.