Jumat 10 Feb 2023 17:54 WIB

Pemkab Semarang Pernah Usulkan Bangun Bendungan Mluweh Cegah Banjir

Pemkab Semarang pernah mengusulkan untuk membangun bendungan di Mluweh cegah banjir.

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang warga menembus jalan yang terendam banjir di Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang, Jawa Tengah. Pemkab Semarang pernah mengusulkan untuk membangun bendungan di Mluweh cegah banjir.
Foto: ANTARA/Aji Styawan
Seorang warga menembus jalan yang terendam banjir di Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang, Jawa Tengah. Pemkab Semarang pernah mengusulkan untuk membangun bendungan di Mluweh cegah banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang pernah mengusulkan pembangunan bendungan di sekitar Desa Mluweh, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Selain bisa dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi pemenuhan kebutuhan air bersih, bendungan yang dimaksud juga akan membantu mengurangi persoalan banjir di wilayah Kota Semarang.

Baca Juga

“Usulan pembangunan bendungan di sekitar Mluweh ini bukan wacana lagi, karena sudah diusulkan Bupati Semarang pada saat saya masih penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Semarang, tahun 2020 lalu,” kata Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Semarang, Valeanto Soekendro, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (10/2/2023).

Jadi, jelasnya, dulu Pemkab Semarang bersama BBWS Pemali Juwana sudah membahas untuk membangun satu bendungan lagi, yang lokasinya berada di sekitar Desa Mluweh, Kecamatan Ungaran Timur.

Selain dapat dimanfaatkan untuk sumber air baku, bendungan tersebut juga akan berfungsi untuk membantu mengendalikan banjir di wilayah Kota Semarang. Karena beberapa sungai yang menyebabkan bajir di wilayah Kota Semarang juga mengalir dari wilayah Kabupaten Semarang.

“Jadi selain bendungan Jragung di wilayah Kecamatan Pringapus dan saat ini dalam proses pengerjaan, pada saat itu kita juga megusulkan membuat bendungan di sekitar Desa Mluweh untuk pengembangan air bersih dan penanggulangan banjir,” tegasnya.

Tetapi, lanjut Soekendro, untuk bendungan Mluweh belum akan terealisasi dalam waktu dekat ini. Dimungkinkan setelah proses pengerjaan bendungan Jragung rampung, baru bisa direalisasikan.

Soekendro juga menjelaskan, terkait dengan penanganan banjir di klaster perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang memang tidak bisa dilakukan secara parsial.

Artinya untuk menangani penyebabnya, tidak bisa diselesaikan hanya di tingkat wilayah Kabupaten Semarang saja, atau sebaliknya hanya di wilayah Kota Semarang saja.

Menindaklanjuti peninjauan Wali Kota SemarangHevearita Gunaryanti Rahayu di wilayah Desa Mluweh, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, tambah Soekendro, Bupati Semarang telah bersurat kepada Kementerian PUPR dengan tembusan BBBWS Pemali Juwana untuk melakukan langkah- langkah penanganan di wilayah Kabupaten semarang.

Yang pertama harus dilakukan adalah pengerukan sedimentasi di seungai yang hilirnya berada di wilayah Kota Semarang. Kedua penaggulangan dengan cara dibuat bronjong atau tanggul agar aliran sungai tidak berpindah- pindah.

Karena pada saat aliran sungai berpindah inilah, material tanah dari kawasan hulu ikut hanyut ke bawah (kawasan hilir). Jadi penyebab utamannya memang sedimentasi dan itu akibat dari alam. Mulai curah hujan yang cukup tinggi dan debit airnya melonjak signifikan dan sebagainya.

"Memang sedimentasi itu harus dikeruk agar dampak di kawasan hilir (Kota Semarang) dapat dikurangi,” ujar Soekendro.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement